BAB DUA PULUH EMPAT
ROH KUDUS DAN HUKUM TAURAT
Tanggal: 20 Nopember 1935, pagi hari
Tempat: Chuenchow
Sebagai orang-orang beriman, kita hidup oleh Roh Kudus, bukan oleh hukum Taurat. Banyak orang tidak mengenal apa hukum Taurat itu. Akibatnya, mereka juga tidak mengenal Roh Kudus. Mereka tidak tahu apa artinya hidup oleh hukum Taurat dan apa artinya hidup oleh Roh. Kegagalan di dalam pekerjaan kita adalah dikarenakan fakta bahwa kita bekerja berdasarkan hukum Taurat dan bukan berdasarkan Roh. Jika kita bersandar pada hukum Taurat, kita tidak akan memiliki kekuatan atau buah karena hukum Taurat adalah sesuatu yang telah dihakimi oleh Tuhan.
APAKAH HUKUM?
Hukum itu bukan hanya Sepuluh Perintah atau beberapa ratus ketentuan milik Perjanjian Lama. Itu adalah hukum-hukum Perjanjian Lama, tapi ada juga hukum-hukum Perjanjian Baru. Bangsa
Banyak orang bisa mengenal perbedaan antara benar dan salah, baik dan jahat, tanpa pernah bersekutu dengan Allah. Akan tetapi, pengetahuan ini tidak ada gunanya. Mereka yang hidup seperti ini masih hidup di bawah hukum. Jika Anda mengukur segala sesuatu menurut autran ini, Anda akan menemukan bahwa banyak hal masih berada di bawah hukum. Manusia secara alamiah lebih condong kepada hukum sebab dia bisa dengan mudah mengenal apa itu baik dan apa itu salah dari hukum. Kebanyakan orang takut untuk hidup menurut Roh. Lebih lebih suka hidup menurut aturan-aturan yang tertulis. Memelihara hukum adalah resmi dan mati, tapi juga adalah sesuatu yang nyaman. Dia bisa mengenal berapa banyak hukum yang telah dia pelihara dan berapa banyak hukum yang masih belum. Hukum memalingkan manusia dari Allah. Dengan hukum, manusia tidak perlu mengontaki Allah; dia bisa mengenyampingkan-Nya. Setelah Anda melewati pintu gerbang kemenangan, Anda seharusnya tidak lagi hidup di bawah hukum, melainkan hidup menurut Roh (Rm. 7:6).
HIDUP DI BAWAH HUKUM
Mari kita melihat arti dari berjalan menurut hukum. Saya tidak tahu apa artinya hidup menurut hukum sampai beberapa tahun yang lalu, yaitu, sampai tahun 1928. saya sudah menjadi pengkotbah selama bertahun-tahun, namun saya tidak tahu apa artinya memelihara hukum. Memang benar bahwa saya bisa menjelaskan hukum kepada orang lain berdasarkan pengetahuan teologi saya. Akan tetapi dalam pengalaman praktisnya, saya tidak pernah memahami perkara ini.
Manusia senang memiliki instruksi yang jelas dari Alkitab mengenai segala sesuatu yang dia kerjakan. Misalnya, di dalam perkara kesembuhan ilahi, dia menginginkan jawaban “ya atau tidak” yang jelas dari Alkitab. Akan tetapi Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa beberapa penyakit disembuhkan dan beberapa penyakit tidak disembuhkan. Alkitab tidak memiliki ketentuan apa pun mengenai perkara ini. Allah tidak menghendaki gereja berpegang pada huruf-huruf yang mati dan meninggalkan Dia. Dia ingin melihat manusia mencari, berdoa, dan menanti dengan tenang pada-Nya. Dia tidak menginginkan kita untuk bersandar pada sesuatu yang bukan Dia.
Hukum berbicara mengenai kehendak Allah di masa lalu; itu bukan kehendak Allah hari ini. Akan tetapi, manusia selalu ingin mengetahui kehendak Allah hari ini berdasarkan kehendak masa lalu-Nya. Allah menginginkan manusia untuk bersekutu dengan-Nya dan memahami kedambaan-Nya hari ini melalui Roh Kudus. Dia tidak menginginkan kita untuk hanya memelihara hukum. Itulah sebabnya mengapa kita perlu memiliki persekutuan yang segar dengan Allah setiap hari. Hanya dengan demikianlah kita bisa mengenal kehendak-Nya.
Aspek yang kedua dari hukum adalah bahwa hukum mengatur bagaimana kita seharusnya hidup. Allah tidak mau memutuskan bagaimana gereja seharusnya hidup hari demi hari. Dia menginginkan gereja untuk bersekutu dengan-Nya setiap saat sehingga gereja bisa mengenal kedambaan-Nya. Jika saya menuliskan segala sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seorang pegawai saya dan bagaimana dia seharusnya hidup, dia bisa mengikuti tulisan saya selama satu hari, satu minggu, atau bahkan satu bulan tanpa bersekutu dengan saya atau menanyakan sesuatu kepada saya. Ini adalah prinsip dari hukum. Hukum adalah melakukan kehendak Allah tanpa berkomunikasi dengan-Nya.
Ketika saya berada di
HIDUP DALAM ROH
Hidup yang berdasarkan Roh tidak mengikuti peraturan yang pasti. Semua peraturan yang mati sudah disisihkan, dan kita mencari kehendak Allah secara langsung. Setelah pembantu saya selesai membersihkan lantai, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Ketika pukul dua belas tiba, dia tidak tahu apakah saya ingin makan. Inilah cara seseorang hidup ketika dia berada di dalam Roh. Dia bergerak ketika dia memiliki wahyu dari Roh dan menantikan Tuhan kalau tidak memiliki wahyu. Bagaimana kita bisa tahu apakah seseorang sudah beroleh selamat dan siap untuk dibaptis? Kita bisa menanyai dia tentang kebenaran mengenai keselamatan dan baptisan, dan dia mungkin menjawab semuanya dengan benar. Jika karena itu kita mengatakan bahwa dia sudah bersyarat untuk dibaptis, kita sedang bertindak menurut hukum. Misalnya ada seorang wanita tua dari desa yang tidak bisa membaca atau mengatakan istilah-istilah Alkitab. Dia tidak bisa menjawab semua pertanyaan mengenai keselamatan, pertobatan, atau pengampunan. Namun dia memiliki damai sejahtera di dalam hatinya. Apakah kita boleh membaptisnya? Masalahnya bukan pada perkara apakah orang-orang yang akan dibaptis itu lulus dari ujian kita dan bisa menjawab pertanyaan kita atau tidak. Masalahnya adalah apakah dia sudah dilahirkan kembali atau belum. Banyak orang-orang desa yang tidak tahu apa-apa mengenai istilah-istilah, namun mereka memiliki damai sejahtera dan sukacita secara batini. Orang-orang seperti itu mungkin tidak memahami apa pun di dalam pikiran mereka, tapi mereka benar-benar sudah diselamatkan.
Pada sidang meja Tuhan kami di
Segala sesuatu yang tidak dilakukan menurut pimpinan yang hidup dari Roh adalah semacam hukum. Kita seringkali mengambil pimpinan kemarin sebagai bimbingan hari ini. Akan tetapi, menerapkan bimbingan kemarin pada hari ini adalah berjalan menurut hukum. Kita tidak seharusnya berpikir bahwa karena Roh memimpin kita dalam satu cara di masa lalu, maka Dia akan memimpin kita dalam cara yang sama hari ini. Meniru pimpinan kemarin adalah berada di dalam hukum. Bahkan memungkinkan untuk berjalan menurut hukum dalam mentaati kebenaran alkitabiah. Jika kita ingin dibaptis hanya karena Alkitab mengatakan demikian, bukan karena hasil dari pimpinan Roh di batin, kita sedang mengikuti hukum. Kita harus berjalan menurut Kitab Suci, tapi pimpinan kita barulah benar ketika perjalanan kita ini dikonfirmasi oleh bimbingan batini. Jika seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu benar karena Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa itu adalah salah, dia sepenuhnya berada di dalam alam hukum. Banyak orang menulis kepada saya untuk bertanya apakah ini atau itu adalah benar atau salah. Saya menulis balik dan bertanya apakah mereka memiliki Roh Kudus di batin atau tidak. Jika mereka memilikinya, mereka seharusnya belajar untuk mengikuti bimbingan batini dari Roh Kudus. Saya bukan peramal atau dukun; saya tidak bisa mengetahui kehendak Allah bagi Anda. Andalah sendiri yang harus belajar untuk mengenal pimpinan batini dari Roh.
Dalam belajar untuk mengikuti bimbingan Roh, kita harus bertanya apa yang dikatakan Roh sebelum kita bertanya apa yang dikatakan Alkitab. Hal pertama yang seharusnya kita tanyakan adalah apa yang sedang dikatakan perasaan batini kepada kita. Akan tetapi, kebanyakan orang hari ini bertanya terlebih dahulu apa yang dikatakan Alkitab dan tidak menanyakan apa yang dikatakan Roh di batin. Ini tidak normal. Seorang beriman Perjanjian Baru memiliki Roh Kudus tinggal di batinnya. Ini adalah hal yang mustika. Kita harus belajar untuk mengenal pimpinan batini Roh Kudus di dalam kita.
Di dalam Perjanjian Lama ada dispensasi hukum, tapi hari ini kita berada di dalam dispensasi Perjanjian Baru. Namun masih ada terlalu banyak “orang Yahudi” di dalam gereja hari ini. Mereka memelihara hukum dan membuat Alkitab menjadi kitab hukum. Banyak orang saling bertanya apa pendapat mereka tentang ini dan itu. Ini berarti mereka tidak tahu cara bertanya kepada Roh di batin mereka. Ini tidaklah normal.
PIMPINAN ROH DIKONFIRMASI OLEH ALKITAB
Setiap domba mengenal suara gembalanya. Banyak orang mengira bahwa jika mereka tidak mengenal tulisan Alkitab, mereka tidak akan mengenal bagaimana cara untuk hidup. Apakah ini berarti mereka akan berdosa setiap hari? Sebenarnya, jika kita mengikuti pimpinan Roh, kita malah akan mengalami hal yang sebaliknya. Jauh lebih baik untuk mengikuti pimpinan Roh daripada sekadar mengikuti Alkitab saja. Kita bisa lupa, tapi Roh Kudus tidak akan pernah lupa. Kita mungkin bertanya, “Jika pekerjaan Roh Kudus demikian pentingnya, apakah itu berarti kita tidak memerlukan Alkitab lagi?” Secara teori, pimpinan Roh Kudus di batin sudah cukup, namun dalam mengikuti pimpinan batini ini, adalah mungkin bagi kita untuk melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kita masih memerlukan Alkitab. Dengan kata lain, kita bukan mengikuti pimpinan Alkitab; kita mengikuti pimpinan Roh di batin. Akan tetapi, kita memeriksa pimpinan batini sehari-hari ini dengan Alkitab. Hanya ketika kita mentaati keduanya, pimpinan rohani dan pimpinan di luar, baru kita benar-benar mentaati Allah. Kita tidak bisa hanya mentaati pimpinan Alkitab saja. Kita harus mengikuti pimpinan Roh di batin dan kemudian membandingkannya dengan Alkitab. Jika pimpinan tersebut tidak bisa dikonfirmasi oleh Alkitab, itu bukan pimpinan dari Roh melainkan sebuah pekerjaan yang berasal dari emosi. Masalah yang sesungguhnya adalah penyetelan batini.
Di Chefoo, dua orang bertanya kepada saya apakah mereka seharusnya meninggalkan denominasi atau tidak. Saja menjawab, “Saya tidak tahu.” Mereka berkata, “Apakah ini berarti Anda melarang kami untuk meninggalkan denominasi?” Kemudian saya bertanya kepada mereka, “Bagaimanakah perasaan hayat di dalam Anda ketika Anda berada di dalam denominasi? Apakah Anda merasa bahwa hayat di batin Anda mekar ketika Anda tinggal di denominasi? Jika Anda merasa demikian, Anda seharusnya tinggal di denominasi. Kalau tidak, Anda seharusnya pergi.” Itu sepenuhnya bukan perkara benar atau salah melainkan perkara hayat.
Pernah ada seorang misionaris Barat di Chefoo yang tiga kali datang untuk mendiskusikan perkara sekte dengan saya. Pada dua kali kedatangan yang pertama, saya menghindari dia dan tidak berbicara mengenai subyek tersebut dengannya. Kali terakhir dia datang, dia memaksa untuk membicarakan hal tersebut. Saya merasa bahwa ada pimpinan Roh, dan saya berbicara dengannya selama
Sebagai pekerja-pekerja Tuhan, kita seharusnya berhati-hati untuk tidak memimpin orang-orang menurut Alkitab saja. Kita seharusnya membiarkan Roh Kudus untuk membimbing mereka secara pribadi dari batin mereka. Kita tidak perlu membuat semua orang beriman untuk menjadi sama persis menurut standar-standar luaran atau menjaga tatanan yang luaran. Jika kita melakukan hal ini, Roh Kudus tidak akan memiliki dasar atau kebebasan untuk bekerja. Kita tidak boleh menjadi Musa, menyalurkan huruf-huruf dan hukum kepada orang lain. Hukum kita hanyalah Roh Kudus. Dia adalah pembimbing kita yang absolut. Kita harus belajar untuk mengikuti bimbingan Roh di batin. Jika seseorang memelihara hukum, dia bisa maju tanpa Allah. Tapi jika seseorang hidup oleh Roh, dia tidak akan mampu untuk meninggalkan Allah walaupun untuk sejenak. Bagitu dia meninggalkan Allah, dia akan mati.
No comments:
Post a Comment