BAB DUA PULUH SATU
MANIFESTASI DAN BUKTI DARI PENCURAHAN ROH KUDUS
Tanggal: 19 Nopember 1935, pagi hari
Tempat: Chuenchow
PENGALAMAN DI HARI PENTAKOSTA BUKAN
PENGGENAPAN HARFIAH DARI NUBUAT
DI DALAM KITAB YOEL
Pengalaman di hari Pentakosta yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul bukanlah penggenapan yang harfiah dari nubuat di dalam kitab Yoel; itu hanyalah suatu kejadian yang mirip dengan nubuat Yoel. Tidak ada nubuat-nubuat, visi-visi, atau mimpi-mimpi pada hari Pentakosta. Hanya ada bunyi dari langit seperti tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti lidah api (Kis. 2:1-3). Satu-satunya manifestasi pada diri murid-murid adalah bahasa lidah. Namun bahasa lidah tidak disinggung di dalam nubuat di dalam kitab Yoel. Ini membuktikan bahwa Pentakosta bukanlah penggenapan dari perkataan Yoel; itu hanya menunjuk pada kejadian yang serupa.
Seorang pembicara dari aliran Pentakosta yang hebat menyatakan bahwa seseorang harus berbahasa lidah sebagai bukti bahwa dia sudah menerima pencurahan Roh. Namun kita tahu dari perkataan Petrus bahwa pengalaman di hari Pentakosta hanyalah apa yang dibicarakan melalui nabi Yoel. Petrus mengatakan, “Itulah yang difirmankan…” Dia tidak mengatakan, “Itulah penggenapan dari apa yang difirmankan…” ada perbedaan yang besar di antara keduanya. Sebuah penggenapan adalah suatu realisasi yang harfiah, sedangkan “itulah (this is what is)” hanyalah mengacu kepada kejadian yang serupa. Banyak orang mengira bahwa pencurahan Roh adalah penggenapan dari perkataan Yoel. Sebenarnya, Yoel tidak menyinggung mengenai berbahasa lidah. Banyak orang hari ini melatih rahang mereka sedemikian rupa untuk mencoba berbahasa lidah. Mereka juga berusaha untuk memiliki mimpi. Akan tetapi, itu bukan yang dimaksud oleh Petrus. Dia mengatakan bahwa ketika Roh datang, orang-orang melihat sesuatu yang serupa dengan apa yang dinubuatkan Yoel. Oleh karena itu, kita tidak perlu meniru manifestasi-manifestasi dari pencurahan Roh di hari Pentakosta.
MANIFESTASI-MANIFESTASI YANG BERLAINAN
DARI PENCURAHAN ROH KUDUS
Baru-baru ini ketika saya berada di Shen-yang,
MENGEJAR PENCURAHAN, NAMUN TIDAK LUPA UNTUK MENGUJI
Sementara kita sedang mengejar pencurahan Roh, kita seharusnya menguji apakah Roh yang turun ke atas kita itu berasal dari Allah atau bukan (1 Yoh. 4:1). Kita harus secara berkesinambungan bekerja sama dengan Roh Kudus dan tidak membiarkan pikiran kita untuk menganggur. Kita tidak seharusnya meniru orang lain, dan tekad kita tidak boleh pasif. Kita tidak seharusnya berusaha untuk terlalu mengendalikan; juga tidak seharusnya kita kehilangan kendali. Roh-roh jahat bisa meniru Roh Kudus dan memberi manusia perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman yang supranatural. Kita harus menguji apakah yang telah kita terima itu Roh Kudus atau roh-roh jahat. Untuk membedakan di antara pekerjaan dari Roh Kudus dan pekerjaan dari roh-roh jahat, kita harus pertama-tama mengenal prinsip dari pekerjaan Roh Kudus dan roh-roh jahat. Roh Kudus menginginkan manusia untuk bekerja sama dengan-Nya secara aktif, sedangkan roh-roh jahat hanya ingin supaya manusia tunduk kepada pekerjaan mereka secara pasif. Jadi, dalam mengejar pencurahan Roh, kita tidak boleh membiarkan pikiran kita untuk menganggur atau tekad kita menjadi pasif. Roh-roh jahat sangat menyukai sikap yang pasif. Bahkan kedambaan untuk meniru orang lain akan memberi kesempatan kepada roh-roh jahat untuk menggarap kita. Kita harus melaksanakan hal-hal ini secara pasti dan bekerja sama dengan Roh Kudus secara aktif. Dalam segala hal ini, kita harus sangat berhati-hati, kalau tidak kita akan tertipu sebab kita semua bisa ditipu.
No comments:
Post a Comment