BAB DUA PULUH DUA
PEKERJAAN-PEKERJAAN ROH KUDUS DAN MANFAAT
DARI PENCURAHAN ROH KUDUS
Tanggal: 19 Nopember 1935, pukul 3 siang
Tempat: Chuenchow
PEKERJAAN-PEKERJAAN ROH KUDUS
Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, keduanya memperlihatkan kepada kita bahwa hanya ada 3 pekerjaan Roh Kudus: (1) membagikan hayat kepada manusia, (2) menjadi hayat di dalam manusia, dan (3) menjadi kuat kuasa di atas manusia. Ketiga hal ini mencakup semua pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan yang pertama dari Roh Kudus adalah memberikan hayat. Yang kedua adalah hidup di dalam manusia untuk menjadi hayat bagi manusia, dan yang ketiga adalah turun ke atas manusia untuk memperkuatnya. Ketiga aspek ini mencakup seluruh pekerjaan dari Roh Kudus seperti yang dijabarkan di dalam Alkitab. Perjanjian Lama hanya memiliki aspek yang pertama dan yang ketiga; dia tidak memiliki aspek yang kedua. Di dalam Perjanjian Lama, kita tidak menemukan Roh Kudus berhuni di dalam manusia. Perbedaan di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Roh Kudus berhuni di dalam manusia.
Di dalam Perjanjian Lama, hanya Hakim-hakim 6:34 yang kelihatannya memberi indikasi bahwa Roh berhuni di dalam manusia. Ini adalah sebuah pengecualian. Akan tetapi, menurut teks aslinya, ayat ini tidak mengatakan bahwa Roh berhuni di dalam manusia. Ayat tersebut hanya mengindikasikan bahwa Roh Yehova mengenakan Gideon, seolah-olah Gideon adalah sebuah pakaian dan Roh Kudus berada di dalam pakaian ini. Selain kejadian tersebut, tidak ada satu tempat pun di dalam Perjanjian Lama yang mengindikasikan bahwa Roh berhuni di dalam manusia.
Di dalam Perjanjian Baru, ketika Tuhan Yesus berada di bumi, Roh Kudus juga turun ke atas manusia. Kita melihat hal ini pada diri Maria, Zakharia, Yohanes Pembaptis, dan Tuhan sendiri. Pada saat itu Roh belum berhuni di dalam manusia dan belum menjadi hayat bagi manusia. Roh Kudus tidak melakukan pekerjaan yang baru ini sampai Yohanes 14:16-17. Mohon perhatikan kata “akan” di dalam bagian terakhir dari ayat 17; dia tidak mengatakan “sudah.” Ini adalah sesuatu yang sangat baru. Roh akan berhuni di dalam manusia dan menyertai manusia selamanya. Tidak seperti Perjanjian Lama, yang hanya memiliki aspek yang pertama dan yang ketiga dari pekerjaan Roh, Roh Kudus memulai pekerjaan yang baru di dalam Yohanes 14. Dia tidak lagi hanya turun ke atas manusia atau memberi hayat kepada manusia, namun Dia juga berhuni di dalam manusia.
Sebelum kenaikan Tuhan, Dia memberi dua janji yang besar kepada murid-murid-Nya. Janji yang pertama diberikan sebelum kematian-Nya, dan yang kedua diberikan sebelum kenaikan-Nya. Janji yang pertama adalah bahwa Roh Kudus akan berhuni di dalam manusia (Yoh. 14:17), dan janji yang kedua adalah bahwa Roh kudus akan turun ke atas Manusia (Kis. 1:8). Jadi, kita memiliki ketiga aspek dari pekerjaan Roh. Jika Anda adalah seorang pembaca Mandarin, Anda mungkin tidak tahu betapa mustikanya hal ini. Jika Anda adalah seorang Yahudi, ungkapan alkitabiah “berhuni di dalam kamu” adalah sebuah konsep yang aneh. Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Salomo, dan Yeremia tidak memiliki Roh Kudus berhuni di dalam mereka. Perjanjian Lama hanya mengatakan bahwa Roh Yehova turun ke atas seseorang. Hanya Kejadian 6:3 yang menggunakan ungkapan “di dalam manusia.” [Catatan: Ini menurut Chinese Union Version.] akan tetapi, di dalam bahasa aslinya, ayat ini mengatakan, “Roh-Ku tidak akan selalu berurusan dengan manusia.” Ayat itu tidak mengatakan bahwa Roh Kudus berhuni di dalam mereka yang ada di dalam Kejadian 6:3. Ayat itu hanya mengatakan bahwa Roh tidak akan lagi berurusan dengan manusia atau mendukakan manusia. Ketika Perjanjian Lama berbicara mengenai Roh, dia selalu memakai kata di atas, akan tetapi Perjanjian Baru selalu memakai kata di dalam. Janji ini terlalu ajaib—Roh Kudus akan berhuni di dalam manusia. Firman telah menjadi daging adalah suatu kejadian yang ajaib yang terjadi di dalam diri Tuhan sendiri, namun Roh itu sendiri tinggal di dalam kaum beriman merupakan suatu kejadian yang lebih ajaib.
Kapankah Roh mulai berhuni di dalam manusia? Di dalam Yohanes 14:17 Tuhan mengatakan bahwa Roh itu “akan” berada di dalam murid-murid. Perkataan ini diucapkan sebelum penyaliban Tuhan. Di dalam Yohanes 20:22, Dia menghembuskan nafas kudus ke dalam murid-murid dan mengatakan, “Terimalah Roh Kudus.” Ini terjadi setelah kebangkitan Tuhan. Setelah kebangkitan-Nya, Roh Kudus datang dan murid-murid menerima penghembusan Tuhan. Roh Kudus adalah nafas kehidupan Tuhan. Ini adalah seperti Allah menghembuskan nafas kehidupan ke dalam Adam setelah dia diciptakan dari debu tanah. Hasilnya adalah dia menjadi jiwa yang hidup (Kej. 2:7). Inilah yang sedang terjadi atas diri kita hari ini. Tuhan sedang menghembuskan Roh Kudus, nafas kehidupan, ke dalam kita. Tanpa nafas dari Allah, manusia itu mati. Tanpa nafas dari Tuhan kepada gereja, gereja juga mati. Inilah aspek yang kedua dari pekerjaan Roh Kudus. Setelah kita mengenal sejarah dari pekerjaan Roh, kita akan memahami pengalaman kita.
Janji mengenai berhuninya Roh Kudus di dalam murid-murid digenapkan pada hari kebangkitan Tuhan. Empat puluh hari setelah kebangkitan Tuhan, Dia kembali menjanjikan kepada murid-murid bahwa mereka akan menerima kuat kuasa dari Roh Kudus. Janji Tuhan ini dipenuhi pada hari Pentakosta. Jika dibandingkan, janji yang manakah yang lebih baik? Di dalam Perjanjian Lama, pencurahan Roh adalah hak istimewa dari sedikit orang, seperti para imam, para nabi, atau para hakim. Mungkin hanya satu orang dari seluruh bangsa
PERBEDAAN ANTARA PENGHUNIAN DAN PENCURAHAN ROH KUDUS
Roh Kudus berhuni di dalam manusia untuk menjadi hayat manusia, dan Dia hinggap di atas manusia untuk menjadi kuat kuasanya. Jika kita tidak jelas mengenai perbedaan di antara kedua aspek pekerjaan-Nya ini, kita tidak tahu perbedaan antara pekerjaan Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Berhuninya Roh Kudus sudah dijanjikan oleh Kristus di dalam Perjanjian Baru sebelum kematian-Nya. Aspek dari pekerjaan Roh ini berhubungan dengan kematian Tuhan, dan digenapkan pada waktu kebangkitan Tuhan. Berhuninya Roh di dalam manusia adalah bertujuan untuk menjadi hayat bagi kaum beriman dan juga bertujuan untuk memproduksi buah Roh di dalam penghidupan kaum beriman, seperti kekudusan, kebenaran, kesabaran, dan sukacita.
Pencurahan Roh ke atas manusia dijanjikan oleh Bapa di dalam Perjanjian Lama. Janji ini dikonfirmasi oleh Tuhan sebelum kenaikan-Nya. Aspek dari pekerjaan Roh ini berhubungan dengan kenaikan Tuhan, dan digenapkan setelah Tuhan terangkat dan ditinggikan. Pencurahan Roh ke atas manusia adalah bertujuan untuk mengenakan kuat kuasa Allah pada kaum beriman bagi kesaksian mereka dan juga bertujuan untuk menghasilkan karunia-karunia Roh dan memperkuat kaum beriman untuk bekerja bagi Tuhan demi penggenapan kehendak-Nya.
Ketika kita membaca Perjanjian Lama dan Baru, kita harus membedakan pekerjaan Roh di dalam manusia dan pekerjaan-Nya di luar manusia. Jika kita melakukannya, kita akan menemukan bahwa tidak ada konflik di dalam Alkitab mengenai aspek-aspek dari pekerjaan Roh. Jika kita tidak melakukannya, kita akan menemukan banyak kontradiksi. Misalnya, Alkitab mengatakan bahwa setiap orang yang sudah dilahirkan kembali memiliki Roh Kudus berhuni di dalam dirinya. Alkitab juga mengatakan bahwa kaum beriman bisa menerima pencurahan Roh. Yang satu mengindikasikan fakta memiliki, dan yang satunya lagi mengindikasikan suatu kemungkinan untuk memiliki. Begitu seseorang percaya dalam Tuhan, Roh Kudus tentunya akan berhuni di dalam dirinya. Pada saat yang sama, dia juga bisa mengalami pencurahan Roh. Jika kita dengan jelas membedakan antara kedua perkara ini, kita akan melihat hal-hal yang ajaib terjadi kepada kita. Baiklah saya memberi satu contoh. Pada suatu hari orang-orang
ASPEK BATINI DAN LUARAN DARI ROH
DI DALAM DAN DI ATAS MANUSIA
Pekerjaan batini dari Roh Kudus di dalam manusia adalah bagi hayat dan penghidupan. Itu membuat manusia mampu untuk menghasilkan buah Roh. Pekerjaan luaran Roh Kudus di luar manusia adalah bagi kesaksian dan pekerjaan. Itu membawakan karunia-karunia rohani kepada manusia. Jika seseorang dipenuhi dengan Roh di batin dan juga memiliki Roh di atasnya, dia akan diperkuat bagi pekerjaan Tuhan. Jika seseorang tidak dipenuhi di batin, namun hanya diliputi di luar, dia tidak akan mendapatkan terlalu banyak manfaat. Malah, itu akan merusaknya sebab dia akan menjadi sombong. Jika seseorang belum melewati pintu gerbang kemenangan, dia mungkin memiliki pengalaman atas pencurahan Roh, namun dalam beberapa bulan atau paling banyak beberapa tahun, orang lain akan melihat bahwa dia kekurangan sesuatu. Kita harus mengalami kedua aspek dari pekerjaan Roh Kudus di dalam dan di atas kita.
ROH KUDUS BERSAKSI BAGI KRISTUS
Roh Kudus tidak bersaksi bagi diri-Nya sendiri; Dia bersaksi mengenai Kristus (Yoh. 15:26). Setelah seseorang melihat penebusan salib, orang-orang lainnya mungkin mengajar dia untuk pergi berdoa meminta Roh dan untuk percaya. Membicarakan Roh dalam cara ini adalah bertujuan untuk memimpin dia kepada Kristus. Dalam berbicara mengenai pekerjaan Roh di dalam manusia, kita tidak menyinggung Roh Kudus secara terpisah. Melainkan, kita menyinggung Roh dalam hubungan dengan bagaimana Dia bersaksi bagi Kristus. Selama beberapa hari ini kita sudah berbicara mengenai hayat yang menang. Kita tidak menyinggung soal Roh Kudus. Melainkan, kita menyinggung mengenai bagaimana Tuhan telah bangkit dan telah menjadi hayat kita. Pekerjaan Roh Kudus berhubungan secara langsung dengan Kristus. Ketika seseorang melihat pekerjaan Kristus, dia menerima pekerjaan Roh. Ketika seseorang melihat kematian Kristus, dia menerima kelahiran kembali dari Roh. Ketika seseorang melihat kebangkitan Kristus, dia menerima Roh sebagai hayat. Ketika seseorang melihat Kristus yang terangkat, Tuhan yang duduk di takhta, dia menerima pencurahan Roh.
Pencurahan Roh adalah untuk mempersaksikan Kristus, dan penghunian Roh juga adalah untuk mempersaksikan Kristus. Di satu pihak, Roh Kudus di batin membuat kita mampu untuk menang. Di pihak lain, Roh ini di batin mempersaksikan bahwa Tuhan adalah segala sesuatu bagi kita. Ketika Roh Kudus ada di dalam kita, kita menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23), yang mana adalah Kristus itu sendiri. Allah tidak memberi kita buah-buah Roh yang terpisah-pisah dimana yang satu disebut kasih, yang lainnya disebut sukacita, dan yang ketiga disebut kesabaran, dll. Allah telah memberi kita Kristus yang lengkap. Buah yang disinggung di dalam
Terdapat tiga pasal di dalam Alkitab yang berbicara mengenai Roh Kudus secara rinci. Mereka adalah 1 Korintus 12 sampai 14. pasal dua belas dan empat belas adalah mengenai pencurahan Roh; mereka berhubungan dengan aspek-aspek luaran dari pekerjaan Roh. Pasal tiga belas adalah mengenai kasih; itu berhubungan dengan aspek-aspek batini dari pekerjaan Roh. Jika kita mengganti frasa “buah Roh” dengan kata “kasih,” kita akan melihat bahwa 1 Korintus 13 sebenarnya berbicara mengenai hal-hal yang berasal dari Roh. Butir pertama dari buah Roh adalah kasih. Tanpa kasih, butir-butir lainnya seperti sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran, tidak ada gunanya. Paulus mengejar kasih sebab begitu dia mendapatkan kasih, dia mendapatkan semuanya.
ASPEK BATINI LEBIH PENTING DARIPADA ASPEK LUARAN
Tidak ada perbandingan di antara aspek batini dari Roh dan aspek luaran dari Roh. Lebih jauh lagi, baik pencurahan maupun penghunian, keduanya tidak sepenting hayat yang menang. Allah telah bermurah hati untuk membuat saya menjadi minister dari hayat yang menang dan bukan minister dari pencurahan Roh. Tentu saja, saya juga berbicara mengenai pencurahan. Sangat indah memiliki pencurahan Roh sebagai tambahan dari Roh yang berhuni. Namun sangat mengerikan jika kita memiliki pencurahan Roh, namun kekurangan pengalaman akan Roh yang berhuni. Hal yang terbaik adalah memiliki kedua aspek dari Roh. Jika kita memiliki aspek batini, kita bisa mengejar pekerjaan luaran dari Roh, namun jika kita tidak memiliki aspek batini, tidak apa-apa jika kita untuk sementara waktu mengenyampingkan pengejaran akan manifestasi luaran dari Roh.
Di dalam Perjanjian Lama, setelah para imam membubuhkan darah pada telinga kanan, ibu jari tangan kanan, dan ibu jari kaki kanan dari orang yang datang untuk ditahirkan, mereka membubuhkan minyak urapan pada tempat yang sama (Im. 14:14-17). Pertama, ada darah, dan kemudian ada minyak urapan. Ini berarti salib harus pertama-tama bekerja atas telinga, tangan, dan kaki kita sebelum kita bisa berjalan dan bekerja oleh Roh Kudus. Salib menyingkirkan ego, sedangkan Roh hidup mewakili kita. Penerapan darah pada telinga, tangan, dan kaki menandakan bahwa darah sudah menghabisi kita dan menyingkirkan kita. Kemudian Roh Kudus datang untuk menggantikan telinga, tangan, dan kaki kita. Pertama-tama ada hayat yang menang, dan kemudian ada pencurahan Roh. Menerima pembubuhan darah Tuhan menandakan bahwa kita sudah mati bersama Tuhan. Pada saat yang sama, hayat-Nya membawa pengurapan kepada kita. Hari ini kita ingin melihat pengurapan atas kepala kita, namun kecuali darah sudah menjalankan tugasnya terlebih dahulu, pencurahan minyak urapan hanya akan membuat kita menjadi sombong.
Kaum beriman Korintus memiliki manifestasi-manifestasi luaran dari Roh, namun mereka tidak memiliki pemenuhan Roh secara batini. Mereka adalah kaum beriman yang bersifat daging.
Dari semua gereja di dalam Perjanjian Baru, tidak ada yang lebih parah daripada gereja di Korintus. Akan tetapi Paulus tidak menyangkal pengalaman mereka akan pencurahan Roh hanya karena mereka rusak secara batini dan moral. Paulus tidak mengatakan bahwa memiliki pencurahan di dalam sidang-sidang adalah salah. Dia hanya mengatakan bahwa perlu ada keteraturan sebab karunia-karunia luaran bisa menyebabkan kekacauan. Walaupun mereka tidak memiliki keteraturan yang baik, Paulus tidak mengatakan bahwa mereka memiliki roh-roh jahat. Dia hanya memberi instruksi kepada mereka mengenai bagaimana mengatur segala sesuatu secara teratur. Kita seharusnya mengambil sikap yang sama. Jika ada saudara atau saudari yang bertindak abnormal, kita seharusnya mengatur keadaan dan menguji mereka. Akan tetapi, kita tidak seharusnya menganggapnya salah hanya karena itu abnormal. Seseorang mungkin masuk ke dalam sebuah kamar dan menemukan perabotan dan pakaian yang berantakan. Akan tetapi dia tidak bisa mengatakan bahwa perabotan itu bukan perabotan atau bahwa pakaian itu bukan lagi pakaian. Dia hanya bisa mengatakan bahwa perabotan dan pakaian itu berantakan. Ketika hal-hal berantakan, yang diperlukan hanyalah sedikit pengaturan. Paulus hanya membuat sedikit pengaturan. Dia berbicara mengenai menjaga keteraturan dalam berbahasa lidah, dan dia mengatakan bahwa jika tidak ada penafsiran, seseorang tidak seharusnya berbicara (1 Kor. 14:28). Mereka yang bernubuat seharusnya berbuat demikian satu demi satu. Jika terlalu banyak orang yang bernubuat, kekacauan akan masuk. Jadi, dia mengatakan bahwa hanya dua atau tiga orang yang bernubuat. Demikian juga dengan bahasa lidah, hanya dua atau tiga orang yang berbicara. Jika jumlahnya melebih dua atau tiga orang, mereka yang ingin berbicara seharusnya tidak berbicara (ay. 29). Satu Korintus 14 adalah mengenai keteraturan; itu adalah mengenai pengaturan-pengaturan luaran yang muncul setelah pengalaman akan pencurahan Roh. Di masa yang akan datang, kita harus memberi lebih banyak perhatian kepada 1 Korintus 14. Mereka semua yang menganggap dirinya gereja di dalam lokalitas mereka seharusnya memberi perhatian kepada pengalaman akan pencurahan Roh. Kita harus mempelajari kasih di satu pihak dan di lain pihak, mengejar karunia-karunia rohani. Jika kita melakukannya, kita akan menempuh kehidupan yang seimbang
MANFAAT DARI PENCURAHAN ROH KUDUS
Apakah manfaat dari pencurahan Roh Kudus? Jika aspek batini dari Roh lebih penting daripada aspek luaran dari Roh, lalu mengapa kita memerlukan pencurahan Roh? Mereka yang menempuh kehidupan kudus dan yang mengenal Roh sebagai sebuah persona, akan memiliki kekuatan untuk membagikan kekudusan ini dengan orang lain begitu mereka menerima pencurahan Roh. Banyak orang menyadari bahwa mereka memiliki banyak harta tersembunyi di batin, namun mereka tidak bisa membukakan harta tersebut kepada orang lain. Walaupun orang-orang lain mungkin mengagumi atau menginginkannya, mereka tidak bisa mendapatkan bantuan dari mereka. Mereka kekurangan pencurahan Roh Kudus. Sekarang marilah kita melihat manfaat yang praktis dari pencurahan Roh Kudus.
Kekuatan Persekutuan
Hal pertama yang kita dapatkan setelah kita mengalami pencurahan adalah kekuatan persekutuan. Pencurahan membuat kita mampu untuk menyampaikan hal-hal yang ada di dalam kita kepada orang lain. Seseorang mungkin telah menerima sesuatu dari Allah dan mungkin sudah mengumpulkan sesuatu di batin namun belum memiliki kekuatan untuk membagikannya kepada orang lain. Begitu mereka menerima pencurahan Roh, mereka akan mampu untuk membagikan kepada orang lain apa yang ada di dalam mereka. Mereka akan memiliki kekuatan yang luaran untuk menyampaikan hal-hal yang batini ini kepada orang lain. Mereka yang memiliki Roh di batin adalah seperti PLN. PLN mungkin penuh dengan terang, namun seluruh
Keberanian
Sebagian orang memiliki watak batini yang unggul, namun mereka sangat pemalu. Mereka harus memutuskan beberapa kali sebelum mereka bisa berdiri untuk berbicara atau bersaksi bagi Tuhan. Sebagian orang sudah percaya pada Tuhan, namun mereka takut untuk membagikan traktat injil kepada orang lain. Masih ada sebagian orang di sini hari ini yang belum menerima pencurahan Roh. Saya tidak akan bertanya apakah Anda menginginkan pencurahan, dan saya tidak akan bertanya apakah Anda takut pada pencurahan. Saya hanya akan bertanya apakah Anda bisa seperti mereka yang sudah menerima pencurahan. Anda mungkin memiliki sesuatu yang riil di batin, namun Anda takut untuk membagikannya. Orang lain mungkin tidak memiliki apa-apa, tapi mereka tidak takut. Apa yang kurang dari Anda adalah keberanian mereka. Saya tidak mendorong mereka yang sudah menerima pencurahan untuk bertindak secara sembrono, akan tetapi mereka yang telah menerima pencurahan untuk pertama kalinya, haruslah kuat untuk bersaksi sebab mereka sudah menerima keberanian. Saudara saudari yang sudah menerima pencurahan bisa dibagi menjadi dua kategori. Yang pertama adalah mereka yang masih takut dan malu-malu. Yang kedua adalah mereka yang tidak takut dan berani. Sebelum saya menerima pencurahan Roh, saya bisa mengikuti teman injil sejauh satu atau dua mil dan masih tetap tidak bisa mengumpulkan keberanian yang cukup untuk membuka mulut saya untuk bersaksi kepadanya. Saya memiliki keberanian untuk membaca Alkitab atau berdoa di kereta api, tapi diperlukan usaha yang keras untuk membagikan traktat injil di dalam kereta api yang sama. Setelah saya menerima pencurahan Roh, saya tidak lagi takut pada apapun juga. Saya bahkan tidak peduli dengan bagaimana saya berpakaian. Saya menjadi berani. Saya bukan saja “tebal kulit muka”; saya sama sekali “kehilangan kulit muka.”
Tidak Ada Kesadaran-diri
Kesadaran-diri adalah hal terburuk yang bisa dimiliki oleh seorang Kristen. Seorang yang sadar-diri memperhatikan sebagus apa cara dia berpakaian dan bagaimana orang lain menanggapi perkataannya, dll. Ketika dia diundang ke suatu perjamuan, dia tidak bisa berbicara dengan leluasa mengenai injil kepada orang lain. Dia tidak bisa berbicara kepada seorang asing tanpa mempersiapkan dirinya baik-baik sebelum dia berbicara. Ini adalah karena dia selalu menyadari dirinya sendiri. Dia mungkin bisa berdoa sendirian di dalam kamarnya, akan tetapi ketika dia berada di tempat umum, dia tidak bisa berdoa dalam cara yang sama. Di muka umum, dia mengubah nada, kata-kata, dan ekspresinya dan menjadi takut pada kerutan dahi orang lain. Semua reaksi ini memiliki makna bahwa ada terlalu banyak kesadaran-diri. Orang-orang semacam ini memiliki roh, namun roh mereka tertutup oleh jiwa mereka, dan mereka tidak bisa leluasa. Pernah sekali ada sebuah sidang di ruang tengah seorang saudara. Roh turun, dan semua orang yang hadir dibebaskan. Kebebasan semacam ini bukanlah yang tidak bermoral melainkan suatu kebebasan di dalam roh. Kadang-kadang kita terlalu terikat di dalam sidang-sidang. Ketika ada terlalu banyak ikatan, tidak ada yang berani berbicara. Tn Evan Roberts menyelamatkan banyak jiwa di sepanjang hidupnya. Banyak orang telah mempersaksikan bahwa dia adalah satu-satunya orang di bumi ini yang pernah mereka jumpai yang tidak memiliki kesadaran-diri sama sekali. Ketika dia ingin tertawa, dia tertawa. Ketika dia ingin memandang seseorang, dia akan memandangnya. Hanya mereka yang bebas dari kesadaran-diri bisa bekerja bagi Allah, dan satu-satunya jalan supaya kita bisa dilepaskan dari kesadaran-diri adalah melalui pencurahan Roh. Hanya mereka yang sudah menerima pencurahan yang bebas dari kesadaran-diri.
Mengubah Atmosfir
Seseorang yang dipenuhi dengan Roh Kudus bisa mengubah atmosfir. Ketika sebagian orang masuk ke dalam suatu ruangan, mereka bisa mengubah ruangan yang sunyi menjadi ruangan yang ramai, ruangan yang ramai menjadi ruangan yang sunyi, atau orang-orang yang tidak bisa berbicara menjadi cerewet. Mereka mampu untuk mengubah atmosfir kemana saja mereka pergi. Kegagalan kita terletak pada fakta bahwa kita tidak bisa membawa atmosfir rohani bersama kita kemana saja kita pergi. Kita mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Kita tidak bisa mempengaruhi mereka. Malah kita yang terpengaruh oleh mereka. Akan tetapi, mereka yang sudah menerima pencurahan Roh bisa mengubah atmosfir dan membuat orang lain berpaling bersama mereka. Jika setiap orang dari kita sudah menerima pencurahan Roh, kita semua akan mampu untuk mengubah atmosfir.
Tenaga bagi Pekerjaan
Mereka yang sudah menerima pencurahan Roh bisa mengejar karunia-karunia rohani. Untuk saat ini, kita tidak akan masuk ke dalam subyek dari karunia-karunia rohani, namun kita akan menyinggung sesuatu mengenai tenaga bagi pekerjaan. Mereka yang belum menerima pencurahan tidak memiliki tenaga bagi pekerjaan. Mereka yang sudah menerima pencurahan diperkuat untuk bekerja bagi Tuhan. Perbedaannya sangat besar. Supaya memiliki tenaga bagi pekerjaan, kita harus memiliki pencurahan Roh.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan: Bisakah Roh Kudus yang berhuni dimanifestasikan dalam cara yang sama Dia dimanifestasikan ketika Dia turun ke atas seseorang?
Jawaban: Ketika Anda percaya pada Tuhan, Roh Kudus masuk ke dalam Anda dan tinggal di dalam Anda. Fakta ini hanya bisa diketahui oleh Anda; tidak ada orang lain yang tahu. Pekerjaan Roh Kudus yang berhuni digenapkan oleh Allah sendiri. Manusia tidak bisa melihat pekerjaan ini. Akan tetapi, ketika Roh turun ke atas seseorang, semua orang bisa melihatnya.
Pertanyaan: Apakah Kisah Para Rasul 8 berbicara mengenai Roh Kudus berhuni di dalam manusia?
Jawaban: Tidak, itu hanya berbicara mengenai Roh turun ke atas manusia.
Pertanyaan: Kisah Para Rasul 19 mencatat dua belas orang beriman Efesus dibaptis ke dalam baptisan Yohanes tanpa pernah mendengar tentang kedatangan Roh Kudus. Ketika Paulus datang kepada mereka, dia bertanya apakah mereka sudah menerima Roh Kudus ketika mereka percaya, dan mereka menjawab bahwa mereka belum. Mereka juga belum mengalami kedatangan Roh. Apakah orang-orang tersebut akan binasa jika mereka tetap berada di dalam keadaan mereka saat itu?
Jawaban: Murid-murid seminari mungkin menjawab, “Ya, mereka akan binasa sebab mereka belum pernah mendengar atau menerima Roh Kudus. Mereka akan tersesat.” Tapi saya berkata bahwa mereka beroleh selamat dan tidak akan binasa. Anda mungkin bertanya, “Bagaimana mungkin mereka yang belum menerima Roh bisa diselamatkan?” Mereka sudah memiliki iman. Paulus hanya menunjukkan kepada mereka bahwa baptisan mereka itu salah. Itu adalah baptisan pertobatan dari Yohanes. Mereka seharusnya percaya pada Dia yang datang setelah Yohanes—Yesus. Itulah sebabnya mengapa mereka belum menerima Roh. Paulus tidak menyinggung perkara iman kepada mereka. Dengan kata lain, iman bukanlah masalah mereka. Kaum beriman Efesus di dalam Kisah Para Rasul hanya kekurangan dalam hal pencurahan. Mereka tidak kekurangan Roh yang berhuni di dalam Roma 8. lebih jauh lagi, Kisah Para Rasul menyebut mereka dua belas murid. Pada saat itu, setiap orang beriman adalah seorang murid dan setiap murid adalah seorang beriman, yaitu, yang sudah diselamatkan. Mereka hanya kekurangan pengalaman akan Roh turun ke atas mereka. Mereka tidak kekurangan pengalaman akan penghunian Roh. Misalnya beberapa orang dari kita percaya beberapa tahun yang lalu. Begitu kita percaya, kita memiliki Roh berhuni di dalam kita. Setelah sejangka waktu, kita menemukan hal-hal seperti berbahasa lidah, bernubuat, dan pencurahan Roh. Akan tetapi, bahasa lidah dan nubuat bukanlah bukti yang penting dari penghunian Roh. Kita tidak bisa mengatakan bahwa hanya karena seseorang tidak memiliki apa yang disebut dengan bukti-bukti dari pencurahan Roh, dia itu tidak memiliki Roh. Roh Kudus masuk ke dalam seseorang begitu dia percaya dan menerima Tuhan.
Pertanyaan oleh saudara-saudara dari Pin-Yang: Mengapa demikian penting untuk membedakan antara pekerjaan batini dan pekerjaan luaran dari Roh Kudus?
Jawaban: Sulit untuk mengidentifikasi mereka yang sudah memiliki Roh di batin namun tidak memiliki Roh di luar. Akan tetapi, mudah untuk mengidentifikasi mereka yang memiliki Roh di luar tapi tidak memiliki Roh di batin. Misalnya seorang saudara berjabatan tangan dengan saya, dan kemudian bertanya kepada saya, “Berapa banyak orang yang sudah Anda selamatkan? Saya sudah menyelamatkan begitu banyak orang di berbagai tempat. Saya bisa menyelamatkan jiwa-jiwa. Anda tidak perlu mengatakan apa-apa kepada saya.” Perkataan ini adalah pernyataan yang menyombongkan diri. Perkataan itu datang dari mereka yang menerima pencurahan Roh namun hanya memiliki sedikit Roh di batin. Kita harus lebih memperhatikan aspek batini dari pekerjaan Roh Kudus daripada aspek luaran dari pekerjaan-Nya.
LAMPIRAN:
PERBEDAAN ANTARA KELAHIRAN KEMBALI DAN PEMENUHAN
(1) Kelahiran kembali berhubungan dengan keselamatan; pemenuhan berhubungan dengan kemenangan.
(2) Kelahiran kembali adalah perkara hayat; pemenuhan adalah perkara penghidupan.
(3) Pembenaran datang bersama kelahiran kembali; pengudusan datang bersama pemenuhan.
(4) Kelahiran kembali adalah penambahan suatu hayat yang baru yang berbeda dari hayat Adam yang lama; pemenuhan adalah pemenuhan Roh Kudus dan adalah pengembangan dari hayat yang baru yang sudah diterima manusia.
(5) Kelahiran kembali adalah suatu pekerjaan yang digenapkan oleh Roh Kudus melalui kematian Tuhan yang menggantikan di atas salib; pemenuhan adalah hasil dari Roh Kudus menjenuhi seseorang sampai taraf dimana makna penuh dari salib direalisasikan di dalam dirinya.
(6) Kelahiran kembali menandai permulaan hayat; pemenuhan menandai kematangan hayat.
No comments:
Post a Comment