Sunday, May 23, 2010

Misteri Penciptaan - Bab 2

BAB DUA

DUNIA SEBERMULA DAN PENYEBAB KEGERSANGANNYA

 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi secara sempurna. Kemudian, setelah sejangka waktu yang tidak diketahui, bumi yang tadinya baik menjadi porak-poranda dan kosong, tanpa kehidupan sama sekali. Allah lalu bangkit untuk mencipta ulang dunia; Dia memulihkan dunia yang gersang dalam enam hari. Sekarang kita akan melihat mengapa dunia menjadi gersang. Bagaimana Allah bisa membiarkan pekerjaan tangan-Nya menjadi hancur? Mengapa malapetakan seperti itu turun ke atas bumi yang tadinya indah itu? Mungkin tidak ada alasan lain selain dosa.
 Pertanyaan yang sedang kita lihat tidak memiliki penjelasan yang benar-benar jelas di dalam Alkitab. Walaupun demikian, kita bisa menemukan banyak terang yang berkelip-kelip di dalam Firman Allah yang bisa menerangi kita mengenai pertanyaan ini dan yang akan membuat kita bisa memiliki sedikit lebih banyak pemahaman mengenai dunia terdahulu dan penyebab kegersangannya. Hanya Firman Allah yang bisa membimbing kita dan pemikiran kita. Pemahaman Firman-Nya, tanpa mempedulikan pertanyaan yang sedang didiskusikan, selalu membawa perawatan kepada kita. Kesia-siaan yang paling besar adalah pemikiran-pemikiran di dalam pikiran manusia yang tidak bersandar pada pondasi Firman Allah.
 Walaupun dalam membaca Kejadian 3 kita tidak bisa menemukan nama Satan, kita semua tahu bahwa ular itu adalah bejana Satan dan bahkan mungkin perwujudan dari iblis (devil). Wahyu 12:9 mengatakan, "Naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis (Devil) atau Satan (bukan setan - red), yang menyesatkan seluruh dunia." Kejadian 1 tidak memberi catatan mengenai penciptaan Si Satan. Dari mana dia datang? Ini adalah suatu masalah. Lebih jauh lagi, kita bisa melihat banyak roh-roh jahat (evil spirits) baik di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru; kita bahkan lebih sering menemukan mereka di dalam kitab-kitab Injil. Dari mana datangnya mereka? Kita juga tidak melihat penciptaan para malaikat di dalam Kejadian 1. Lalu, dari mana datangnya para malaikat yang sering disinggung di dalam Alkitab ini? Pertanyaan-pertanyaan ini semuanya berhubungan dengan subyek kita. Karena penciptaan para malaikat dan makhluk-makhluk supranatural lainnya tidak tercatat di dalam Kejadian 1, yang membahas pekerjaan Allah dalam enam hari, kita tahu bahwa mereka bukan diciptakan pada waktu itu. Karena mereka tidak diciptakan di dalam keenam hari ini, lalu kapan mereka diciptakan? Satu-satunya penjelasan adalah bahwa mereka adalah makhluk-makhluk yang berasal dari dunia yang sebermula--dunia yang asli dan sempurna.
 Seperti yang diperlihatkan dengan jelas oleh sisa-sisa peninggalan fosil, tidak saja ada penyakit dan kematian--rekan dosa yang tidak terpisahkan--yang lazim pada waktu itu di tengah-tengah makhluk hidup di bumi, bahkan juga terdapat kebuasan dan pembantaian. Dan faktanya membuktikan bahwa sisa-sisa peninggalan ini tidak ada hubungannya dengan dunia kita; karena Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu yang dibuat Allah selama enam hari adalah sangat baik, dan bahwa tidak ada kejahatan di dalamnya sampai Adam berdosa...Maka, karena sisa-sisa peninggalan fosil adalah milik makhluk-makhluk sebelum Adam, dan juga menunjukkan bukti-bukti akan penyakit, kematian, dan penghancuran yang timbal balik, mereka pasti milik dunia lain dan memiliki sejarah tersendiri yang penuh noda dosa, sebuah sejarah yang berakhir dengan keruntuhan diri mereka sendiri dan tempat tinggal mereka. -- G.H. Pember, Earth's Earliest Ages, 1942, reprinted 1975, pp. 34-35.
 Melalui membaca Yeremia 4:23-26, kita bisa melihat alasan mengapa bumi menjadi porak-poranda dan kosong. Ayat 26 mengatakan bahwa dikarenakan "murka-Nya (Yehova) yang menyala-nyala." Mengapa Tuhan begitu marah? Mungkin dikarenakan dosa dari makhluk-makhluk pada waktu itu. Yesaya 24:1 mengatakan bahwa "Yehova akan menanduskan bumi." Mengapa Tuhan menghancurkan bumi dari penciptaan sebermulanya? Dinilai dari sejarah dari dunia kita sendiri, kita bisa menjawab bahwa itu mungkin dikarenakan dosa dari penghuni bumi yang memaksa Allah untuk menghakimi mereka.
 Kita telah mengatakan bahwa ketika kita membaca Kejadian, kita tidak melihat asal mula Satan. Ketika kita melihat kepada penyebab kegersangan bumi pada mulanya, pikiran kita secara alami akan mengira "seorang musuh yang melakukannya" (Mat. 13:28). Selain menudingkan penyebabnya kepada Satan, kelihatannya kita tidak bisa menemukan bukti-bukti lainnya di dalam Alkitab.
 Kita akan mempelajari suatu bagian dari Alkitab yang kelihatannya memberi tahu kita asal mula dari musuh Allah dan karenanya kita bisa mengetahui kondisi dari dunia sebermula dan penyebab dia menjadi gersang. Sekarang mari kita kita membaca Yehezkiel 28:1-19. Kesembilan belas ayat ini dibagi menjadi dua bagian: (1) ayat 1-10 mengenai peringatan nabi kepada raja Tirus, dan (2) ayat 11-19 mengenai ratapan nabi terhadap raja Tirus. Bagian pertama, perkataan kepada raja Tirus, mudah dipahami. Dia meninggikan diri, menganggap dirinya sendiri Allah, dan mengira bahwa dia lebih bijaksana daripada Daniel. Dikarenakan kemajuannya dalam perdagangan, dia menjadi sombong. Karena itu Allah menghukumnya, membuat dia dibunuh dan dihancurkan oleh bangsa yang paling ganas. Segera setelah nubuat ini, Nebukadnezar dari Kasdim datang dan menghancurkan Tirus. Josephus percaya bahwa raja Tirus adalah Ithobalus, yang dipanggil Ithobaal II di dalam sejarah bangsa Phoenicia. Karena kita sudah tahu bahwa nubuat ini sudah digenapi, tidak terlalu sulit bagi kita untuk menafsirkan ayat 1 sampai 10. Namun ketika kita membaca mulai ayat 11 sampai 19, kita menemukan banyak hal yang tidak kita pahami. Karena bagian dari Firman ini sangat berhubungan dengan subyek yang sedang kita pelajari sekarang ini, kita mengutip teksnya secara penuh:
 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: "Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan sempurna dalam kecantikan. Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah; setiap batu berharga adalah pakaianmu: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan makalit. Pelayanan rebana dan sulingmu dipersiapkan di dalam engkau pada hari engkau diciptakan. Engkau adalah kerub yang diurapi yang berjaga, dan Aku telah menetapkan engkau demikian: engkau berada di gunung kudus Allah dan berjalan naik turun di tengah-tengah batu-batu api. Engkau tak bercela dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. Dengan barang daganganmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah sebagai kecemaran: dan Aku akan menghancurkan engkau, O kerub yang berjaga, dari tengah batu-batu api. Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya. Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu. Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya engkau (Yeh. 28:11-19).
 Bagian ini benar-benar sulit untuk dipahami, sebab mengandung banyak ekspresi yang tidak bisa diterapkan pada manusia yang fana. Jika "raja Tirus" adalah seorang yang fana, bagaimana kita bisa menjelaskan hal-hal di dalam ayat 11 sampai 15? Bagaimana raja Tirus bisa berada di taman Eden atau di atas gunung kudus Allah? Bagaimana dia bisa menjadi kerub yang diurapi yang menjaga tabut? Tidak ada dari hal-hal yang disinggung di sini pernah dialami oleh raja Tirus. Kita tidak bisa menjelaskan bagian ini hanya dengan merohanikannya. Adalah curang jika kita merohanikan penafsiran suatu bagian ketika kita menjumpai kesulitan di dalamnya.
 Saya percaya bahwa bagian pertama (ay. 1-10) yang dialamatkan kepada raja Tirus adalah perkataan yang diucapkan kepada Raja Ithobalus II, dan bagian yang kedua (ay. 11-19), ratapan atas raja Tirus, menunjukkan Antikristus yang akan datang. Ayat 2 dari pasal ini berbicara mengenai Tirus "di tengah-tengah lautan." Melalui membaca Daniel 11:41-45, kita tahu bahwa ketika Antikristus yang akan datang berada di Palestina, mungkin dia akan tinggal di Tirus. Itulah sebabnya di sini dia disebut raja Tirus. Terlebih lagi, Antikristus adalah Satan yang berinkarnasi; oleh karena itu, banyak ekspresi di dalam bagian ini mengacu kepada Satan itu sendiri. Tn. Darby mengatakan, "Ayat 11-19, sementara melanjutkan berbicara mengenai Tirus, saya kira, maju lebih jauh, dan mengungkapkan, walaupun dengan suram, kejatuhan dan cara-cara Satan, menjadi raja dan ilah dari dunia ini melalui dosa kita." Dr. A.C. Gaebelein juga mengatakan bahwa raja Tirus adalah lambang dari orang dosa terakhir (Antikristus), bahwa di belakang raja jahat ini, kita melihat kuasa lain yaitu Satan; Satan adalah kuasa di belakang raja Tirus pada waktu itu, dan dia sekarang masih merupakan ilah dari jaman ini, yang memerintah bangsa-bangsa di dunia ini.
 Jika kita sudah mempelajari Alkitab dengan cermat, kita akan menyadari bahwa dasar kebenaran untuk menyatukan Satan dan Antikristus menjadi satu di dalam bagian ini tidak bertentangan dengan pengajaran-pengajaran umum dari Kitab Suci. Kita tahu bahwa, walaupun manusia memiliki kehendaknya sendiri, perjalanan hidup mereka diarahkan oleh operasi Allah (Flp. 2:13) atau oleh operasi roh-roh jahat (Ef. 2:2). Manusia tidak pernah bebas sepenuhnya. Biasanya, manusia berada di bawah kendali roh-roh jahat. Kadang-kadang, dalam perkara-perkara penting, Satan sendiri, sebagai tambahan dari pekerjaan roh-roh jahat, juga akan berpartisipasi dalam pekerjaan tersebut. Karena itu, kita melihat dia secara pribadi datang untuk mencobai Kristus di padang belantara. Kemudian, dalam mencoba untuk menghalangi Kristus pergi ke salib, dia secara pribadi memakai Petrus. Setelah itu, dalam mencoba untuk menghancurkan Kristus, dia masuk ke dalam Yudas. Akhirnya, dalam panggung dunia, dia akan dipersatukan dengan Antikristus. Kitab Suci mengatakan bahwa pekerjaan Antikristus adalah "menurut operasi Satan" (2 Tes. 2:9); Satanlah yang "memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar" (Why. 13:2). Karena Antikristus adalah iblis yang berinkarnasi, Roh Kudus berbicara mengenai dia bersama-sama dengan Satan di dalam bagian ini. Di dalam beberapa ayat ini, aspek manusia super semuanya mengacu kepada Satan, dan sisanya kepada Antikristus. Karena tujuan kita bukan untuk mempelajari perkara Antikristus, melainkan untuk mengenal makhluk-makhluk dari dunia yang sebermula dan penyebab kegersangannya, kita akan mengenyampingkan ayat-ayat di dalam bagian ini yang mengenai Antikristus dan berkonsentrasi pada Satan, yang berhubungan dengan subyek kita. Sekarang mari kita melihat firman-firman yang mengacu kepada Satan.
 Yehezkiel 28:12 mengatakan bahwa Satan (Catatan: "Satan" adalah nama yang digunakan setelah dia berdosa; dia tadinya dipanggil "putra fajar" dan juga "Bintang Timur" atau "Lucifer" (Yes. 14:12) sebelum kejatuhannya. "Satan," yang berarti "seteru," adalah namanya setelah kejatuhannya. Lebih baik kita menyebutnya Satan pada paragraf berikutnya.) "gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat, dan sempurna dalam kecantikan." Ini melukiskan kondisinya sebelum dia berdosa. Dia lebih unggul daripada semua malaikat. Frase seperti "gambar kesempurnaan," "penuh," dan "sempurna" mewahyukan bahwa dia adalah yang terbesar dari segala ciptaan. Allah telah meletakkan dia di atas segala ciptaan. "Penuh hikmat" mungkin mengacu kepada pemahamannya akan keinginan Allah; jika ini benar, dia mungkin sudah memiliki jabatan nabi.
 Bagian pertama dari Yehezkiel 28:13 mengatakan, "Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah; setiap batu berharga adalah pakaianmu." Ketika kita membaca Kejadian 3, kita memang melihat Satan di sana. Namun dia tidak ditutupi oleh "setiap batu berharga"; dia sedang menggoda Adam dan Hawa. Jadi, kedua taman Eden ini bukan berasal dari waktu yang sama. Di dalam taman Eden Adam, Satan sudah jatuh, sedangkan di sini, dengan jelas melukiskan situasi sebelum kejatuhannya. Jadi, taman Eden di sini pasti lebih awal dibanding taman Eden di jaman Adam. Kalau demikian, maka taman Eden ini pasti bukan milik dunia sekarang melainkan milik dunia sebelumnya. Taman Eden ini, sama seperti Yerusalem Baru yang akan datang, memiliki banyak batu berharga, seperti batu sardis, batu beril, dll. Taman Eden dimana Adam tinggal tidak seperti ini. Alkitab hanya berfokus hanya kepada pohon dan tidak mengatakan apa-apa mengenai ditutupi oleh batu berharga. Jadi, taman Eden di sini pasti berbeda dari taman Eden Adam dan jauh lebih awal. Dia ditutupi batu berharga mengingatkan kita pada batu berharga yang dikenakan imam di Keluaran. Dia mungkin telah ditunjuk oleh Allah untuk menjadi imam. Setengah bagian lagi dari ayat itu mengatakan, "Pelayanan rebana dan sulingmu dipersiapkan di dalam engkau." Di dalam Alkitab, alat-alat musik digunakan oleh raja-raja. Kita melihat bagaimana Daud memainkan harpa bagi raja Saul. Ketika raja Babilon dihancurkan, suara gambusnya dikatakan dibawa turun ke Sheol (dunia orang mati - Yes. 14:11). Dan ketika raja Babilon merasa senang, berbagai macam alat musik dimainkan (Dan. 3). Satan adalah raja pada waktu itu dan alat-alat musik ini diberikan oleh Allah kepadanya.
 Setengah bagian pertama dari Yehezkiel 28:14 mengatakan bahwa dia adalah "kerub yang diurapi yang berjaga." Diurapi mengindikasikan bahwa dia berkonsikrasi. Pekerjaan dari kerub adalah memimpin manusia untuk menyembah Allah (Why. 4:9-10; 5:11-14). Oleh karena itu, pekerjaannya pada mulanya juga adalah memimpin makhluk-makhluk jaman itu dalam penyembahan kepada Allah. Ini juga mengacu kepada keimamannya.
 Bagian belakang dari ayat 14 mengatakan bahwa dia "berada di gunung kudus Allah" dan "berjalan-jalan di tengah batu-batu api." Gunung kudus Allah mungkin adalah tempat dimana kemuliaan Allah dimanifestasikan. Sebagai imam Allah, tentu saja dia akan berdiri di hadapan-Nya untuk melayani. Apakah yang dimaksud dengan berjalan "naik turun di tengah-tengah batu-batu api"? Yehezkiel 1:26 mewahyukan bahwa posisi dari kerub adalah di bawah takhta. Ketika Musa membawa tujuh puluh orang dari tua-tua Israel naik ke Gunung Sinai, "Mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah...Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu" (Kel. 24:10, 17). Lantai dari batu nilam dalam penampilan api yang menghanguskan mungkin adalah "batu-batu api." Ini mengindikasikan Satan menikmati tempat yang sangat tinggi, tepat di bawah takhta Allah, dan sangat intim dengan Allah.
 Ayat 15 mengatakan bahwa dia tidak bercela dalam tingkah lakunya sejak hari dia diciptakan, tapi kemudian Allah menemukan kecurangan padanya. Semua ciptaan Allah sempurna; Allah bukan pengarang dosa. Kejahatan dimulai oleh penghulu malaikat yang berdosa. Dia diciptakan dan diberi kehendak yang bebas oleh Allah sama seperti kita. Sayang sekali malaikat ciptaan Allah ini menyalahgunakan kebebasannya! Dan betapa banyak orang masih mengikuti jejaknya!
 Bagian pertama dari ayat 16 mengatakan bahwa dengan barang dagangannya yang besar mereka telah memenuhinya dengan kekerasan, dan dia telah berdosa. Kita bisa mengacukan firman ini kepada Antikristus. Pada akhir jaman, perdagangan akan sangat makmur (Why. 18). Banyak hal-hal yang penuh dosa akan dibawa masuk dikarenakan hal ini. Ini bisa dibuktikan oleh sejarah.
 Walaupun demikian, kalimat yang sama bisa diterapkan pada Satan. Tn. Pember menunjukkan bahwa "kata yang diterjemahkan 'barang dagangan' bisa juga...menandakan 'mencela' atau 'fitnah'; dan kita tahu bahwa nama 'Iblis' berarti 'pemfitnah,' atau 'penuduh yang sangat jahat'" (Earth's Earliest Ages, p. 52). Jadi, kita bisa menemukan maknanya di sini. Kita melihat bagaimana Satan menuduh Ayub dan mencoba untuk menghancurkannya dengan tindakan-tindakan yang busuk. Juga di dalam Wahyu 12:10 kita membaca, "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah penuduh saudara-saudara seiman kita, yang menuduh mereka siang dan malam di hadapan Allah kita." Dilemparkan ke bawah di sini mungkin berhubungan dengan dilemparkannya Satan dari gunung Allah di dalam Yehezkiel. Alasan atas dilemparkan di dalam Yehezkiel dan di dalam Wahyu adalah satu dan sama, yaitu, penuduhan (atau fitnah). Mungkin apa yang dicatat di dalam Yehezkiel adalah penghukuman Satan oleh Allah dan apa yang ditulis di Wahyu adalah pengutusan Mikhael oleh Allah untuk melaksanakan penghukuman ini. Lalu mengapa Allah masih mengijinkan Satan untuk tinggal di surga? Alasannya kelihatannya adalah: (1) waktu Allah belum tiba, dan (2) anak-anak-Nya masih memerlukan tungku pembakaran untuk membersihkan kotoran yang masih ada di dalam mereka.
 Yehezkiel 28:17 mewahyukan penyebab kejatuhan Satan. Hatinya tinggi dikarenakan kecantikannya, dan hikmatnya musnah demi semaraknya. Raja Babilon seperti yang digambarkan di dalam Yesaya 14:12-14 memiliki banyak kesamaan dengan ayat ini. Banyak hamba Allah percaya bahwa Roh Kudus tidak hanya menunjukkan raja Babilon, namun dalam pengertian yang lebih dalam, penyebab kejatuhan Satan yang berada di belakang raja Babilon. Dalam pandangan saya, catatan di dalam Yehezkiel mewahyukan penyebab kesombongannya, sedangkan di Yesaya ditunjukkan dalam cara apa dia memamerkan kesombongannya. Sangat mungkin bahwa setelah membandingkan dirinya dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya, hatinya menjadi tinggi. Pada akhirnya dia mencoba untuk meninggikan dirinya sendiri setara dengan Allah dan dengan demikian mengalami penghakiman Allah. "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putra Fajar,...engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!" (Yes. 14:12-14). Karena dia begitu sombong, Allah menghukumnya. Otoritasnya di langit diambil dan dibatalkan oleh Allah. Bagian sisa dari nubuat di Yehezkiel tidak relevan dengan subyek kita, dan kita akan berhenti di sini.
 Dari nubuat yang tercakup di dalam bagian di Yehezkiel ini, jika penafsiran kita benar, kita bisa melihat bagaimana Allah menciptakan Satan sebagai yang paling cantik dan paling berhikmat dari segala makhluk ciptaan-Nya di dunia yang sebermula dan membuatnya menjadi pemimpin mereka. Allah menempatkannya di taman Eden, yang ada jauh sebelum taman Eden Adam. Benda-benda di dalam taman yang sebermula, jika tidak sama sekali berbeda dengan yang belakangan, setidaknya lebih banyak jumlahnya. Mereka menyerupai Yerusalem Baru di masa yang akan datang. Dia adalah nabi di sana, mengajar seluruh penghuni bumi dengan hikmatnya supaya tahu cara melayani Allah. Dia juga ada di sana sebagai imam Allah, mengarahkan mereka dalam penyembahan dan puji-pujian terhadap Allah. Dia juga merupakan raja di antara makhluk ciptaan, ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi dari segala ciptaan. Dia pasti berada di dalam kondisi yang seperti itu untuk sejangka waktu yang panjang (ay. 15), namun dikarenakan dosanya, dia menjadi musuh Allah yang paling besar.
 Sejauh ini kita sudah membahas asal mula Satan. Kita sekarang akan melanjutkan untuk membahas para malaikat dan setan (demon) milik Satan, yang berada di bawahnya, dan menyelidiki bagaimana mereka jatuh dan bagaimana hal ini mempengaruhi bumi, menyebabkannya menjadi porak-poranda dan kosong.
 Dari Perjanjian Baru kita melihat bahwa di bawah tangan Satan ada dua makhluk: (1) para malaikat dan (2) setan-setan (demon). Mari kita melihat para malaikat terlebih dahulu. Matius 25:41 berbicara mengenai Satan dan malaikat-malaikatnya." Wahyu 12:4 mengatakan bahwa "ekornya (naga) menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi."Bintang-bintang mengacu kepada para malaikat (Why. 1:20). Oleh karena itu 12:9 mengatakan, "Naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan,...ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya." Para malaikat ini mungkin adalah mereka yang ditetapkan oleh Allah pada mulanya untuk membantu Satan dalam memerintah dunia. Mereka adalah "sidang ilahi" dan "allah-allah" di dalam Mazmur 82 (cf. Yoh. 10:35). Ketika Satan jatuh, mereka entah bersekongkol dengannya atau bersimpati terhadapnya. Karena itu, mereka jatuh bersama-sama dengannya dan menjadi "pemerintah-pemerintah," "penguasa-penguasa," "kuasa-kuasa dunia yang gelap," "kuasa-kuasa rohani yang jahat di udara" hari ini (Ef. 6:12). Catat bahwa jumlahnya adalah jamak. Para malaikat ini bukan setan-setan yang tanpa tubuh; mereka memiliki tubuh yang sangat halus. Inilah sebabnya mengapa Tuhan berjanji bahwa anak-anak kebangkitan akan seperti para malaikat di langit.
 Satan memiliki kelas subyek lainnya, yaitu roh-roh jahat. Para setan dan roh jahat (atau roh najis) adalah sama. Kita bisa mengatakan hal ini melalui memeriksa terjemahan dari Mandarin Bible. Di dalam Matius 8:16, pertama-tama disebut setan-setan, kemudian roh-roh. Namun para penterjemah Alkitab, melihat bahwa Roh Kudus memakai kata "iblis" dan "roh" secara timbal balik, menterjemahkan keduanya menjadi "setan-setan." Di dalam Lukas 10:17 kata "setan-setan" adalah sesuai bahasa aslinya, namun di dalam ayat 20 kata "setan-setan" seharusnya adalah "roh-roh." Di dalam kedua ayat Alkitab ini kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengakui "setan-setan" dan "roh-roh" adalah sama dan dengan demikian penterjemah Chinese Bible kembali menterjemahkan keduanya sebagai "setan-setan." Matius 17:18 berbicara mengenai Tuhan mengusir setan, namun Markus menyebut setan ini sebagai roh najis dan roh bisu (Mrk. 9:25). Setan-setan dan roh-roh adalah sama.
 Para setan, atau roh ini, mungkin adalah ras yang hidup di dunia sebermula. Mereka membantu Satan dalam dosanya; atau, mungkin setelah Satan berdosa, mereka mengikuti dia, bukannya meninggalkannya dan mematuhi Allah. Karena itu, mereka dihancurkan oleh Allah dan tubuh mereka dilepaskan dari mereka. Karena itu, mereka menjadi roh-roh tanpa tubuh. Walaupun kita tidak bisa menemukan bukti yang jelas di dalam Alkitab untuk mengkonfirmasi teori ini, kita bisa menemukan beberapa petunjuk. Di dalam Matius 12 kita melihat situasi dari setan ketika dia meninggalkan tubuh manusia. Dia menjadi tidak berdaya dan berkelana. Selain tubuh manusia, dia tidak bisa menemukan tempat beristirahat lainnya. Oleh karena itu, pada akhirnya dia kembali ke tempat asalnya, tubuh manusia. Jika mereka bukan roh-roh yang tanpa tubuh, kenapa mereka harus masuk ke dalam tubuh manusia? Ketika kita membaca Lukas 8, kita melihat bagaimana legiun setan tidak mau meninggalkan tubuh manusia. Ketika mereka tidak mungkin lagi tinggal di dalam tubuh manusia, mereka bahkan masuk ke dalam tubuh babi. Saat ini di dunia, mereka masih bergantung pada tubuh manusia. Bahkan ada kaum beriman yang secara tidak sadar dirasuki oleh mereka. Mereka berbeda dari Satan dan malaikat-malaikatnya yang tidak suka masuk ke dalam tubuh manusia. Satan dan para malaikatnya masih memilki tubuh rohani, namun setan tidak. Karakter dan kesukaan mereka kelihatannya membuktikan bahwa mereka adalah roh-roh tanpa tubuh. Karena mereka adalah roh-roh tanpa tubuh, lalu kapan mereka kehilangan tubuh mereka? Kita tahu bahwa roh-roh dari semua orang mati ada di Hades (dunia orang mati - Luk. 16:22-26 - red). Jadi, dari mana datangnya roh-roh ini? Mereka pasti berasal dari dunia yang sebermula. Ketika mereka hidup, tempat tinggal mereka mungkin adalah dunia sebermula dimana Satan melaksanakan pemerintahannya.
 Di dalam Alkitab kita bisa menemukan petunjuk lainnya yang memberi tahu kita bahwa ada penghuni di dalam dunia pra-Adam. Yesaya 45:18 menunjukkan bahwa dunia yang diciptakan oleh Allah pada mulanya tidak porak-poranda dan kosong. Karena ayat ini berbicara mengenai dunia yang semula, satu ekspresi memberi kita suatu kesan akan eksistensi umat manusia di dalam dunia sebermula. Ayat itu mengatakan, "Dialah Allah -- yang membentuk bumi... / dan Ia menciptakannya tidak porak-poranda." Ini dengan jelas mengacu kepada ciptaan yang semula. Kemudian ayat itu melanjutkan, "Tetapi Ia membentuknya untuk didiami." Ini kelihatannya memberi tahu kita dengan jelas bahwa bumi pada saat itu dihuni oleh sejumlah ras.
 Setelah kita membaca Alkitab lebih jauh lagi, kita menemukan petunjuk yang mengindikasikan bahwa sekarang ini terdapat suatu tempat penahanan bagi setan-setan. Legiun setan di Gerasa pasti mengetahui hal ini. Mereka sangat ketakutan dan memohon kepada Tuhan supaya Dia jangan "memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut (abyss - red)," (Luk. 8:31) sebab mereka akan disiksa di sana (Mat. 8:29). Tn. Pember mengatakan bahwa "abyss" ini dalam bahasa aslinya adalah abussos; dan bahwa "di dalam beberapa bagian, seperti pasal sembilan dari Wahyu, istilah ini terbukti diterapkan untuk lubang yang menyala-nyala di pusat bumi; namun dia juga dipakai untuk kedalaman-kedalaman laut, suatu makna yang sangat serasi dengan asal mulanya" (Earth's Earliest Ages, p. 60). Kelak Satan akan ditahan di dalam lubang tanpa dasar di pusat bumi. Ini diwahyukan di dalam kitab Wahyu. Setan-setan sekarang juga ditahan di dalam abyss, namun sebagian dari mereka masih memiliki kebebasan. Kita harus menunggu sampai waktu yang ditetapkan Allah tiba bagi mereka untuk sepenuhnya dikurung di dalamnya. Abyss ini mungkin berbeda dengan yang ada di jantung bumi; abyss ini ada di laut. Lebih jauh lagi, pada penghakiman akhir (Why. 20:11-15) ketika semua tawanan akan dilemparkan ke dalam telaga api, tidak akan ada lagi laut di dalam langit baru dan bumi baru (Why. 21:1). Akan tetapi, mungkin hanya ada satu abyss yang dibagi menjadi dua bagian.
 Terdapat petunjuk lainnya mengenai laut sebagai tempat penahanan para setan. Di dalam Alkitab Septuagint, kata "samudera raya (deep)" di dalam Kejadian 1:2 adalah sama dengan "abyss" di sini. Kita sudah mengatakan bahwa setan-setan ini mungkin adalah ras ciptaan yang hidup dunia pertama. Ini berhubungan dengan apa yang kita baca di dalam kejadian 1:2 sebab mereka tadinya hidup di bumi. Setelah berdosa, tubuh mereka dihancurkan oleh Allah; tampat tinggal mereka dihakimi oleh Allah dan menjadi tanpa bentuk dan kosong. Seluruh bumi ditutupi air dan dilukiskan sebagai "the deep." Mengikuti hal itu, roh-roh dari ras-ras pada jaman itu ada di dalam "deep" ini! Akhirnya, pada hari ketiga ketika Allah memulihkan bumi, Dia memerintahkan daratan untuk keluar dari air dan menyebut kumpulan air itu sebagai laut. Daratan ini dipersiapkan bagi umat manusia di dunia yang baru. Lalu kemanakah perginya para setan yang terdahulu? Kita bisa dengan spontan menjawab bahwa mereka pergi ke dalam laut. Ketika kita membaca Wahyu 20:13, kita seringkali tidak mengerti kenapa laut akan menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Bisa dimengerti untuk mengatakan bahwa maut dan Hades akan menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalam mereka, namun mengapa laut akan menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya? Penafsiran yang umum adalah bahwa laut menyerahkan tubuh-tubuh dari mereka yang mati tenggelam. Kalau demikian, maka daratan juga seharusnya menyerahkan orang-orang matinya sebab ada lebih banyak tubuh yang dikubur di daratan daripada di laut. Namun daratan tidak menyerahkan orang-orang matinya. Karena itu, laut akan menyerahkan roh-roh yang terpenjara dan bukan tubuh orang-orang mati. Roh-roh manusia ada di dalam maut dan Hades; Alkitab tidak mengatakan bahwa roh-roh manusia disimpan di lautan. Lalu roh-roh siapakah yang akan diserahkan oleh laut? Dia akan menyerahkan mereka yang berasal dari dunia yang lain, yaitu, dunia yang sebermula. Urutan di sini mengindikasikan hal ini. "Lalu laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan Hades menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya." Mereka yang hidup di dunia sebermula mati terlebih dulu. Karena itu, mereka akan menjadi makhluk-makhluk yang pertama diserahkan; lalu, kita yang berasal dari dunia ini akan mengikuti sebab setiap manusia akan dihakimi dalam golongannya sendiri.
 Sejauh ini kita sudah melihat kemungkinan asal mula Satan, para malaikatnya, dan setan-setan. Mengenai bagaimana manusia hidup di bumi yang sebermula, ini adalah sesuatu di luar pengetahuan kita. Akan tetapi, kita bisa melihat beberapa petunjuk di dalam Alkitab. Banyak sarjana Alkitab, Dr. Scofield salah satunya, percaya bahwa Yeremia 4:23-26 mengacu kepada kondisi dari Kejadian 1:2, dimana bumi tanpa bentuk dan kosong. Walaupun konteks dari bagian ini adalah mengenai kegersangan Yehuda, beberapa ayat Kitab Suci ini memiliki pandangan yang jelas lebih luas, seolah-olah Allah membuat nabi melihat kegersangan bumi pada mulanya. Jika kepercayaan kita akurat, maka kita tahu bahwa di dunia sebermula terdapat "tanah subur" dan segala kotanya" (ay. 26). Para penghuni pada saat itu tinggal di dalam kota-kota dan sebagian mengambil pertanian sebagai pekerjaannya. Ketika mereka ditipu oleh Satan, murka Allah yang menyala-nyala turun ke atas mereka (ay. 26) dan bumi menjadi "porak-poranda dan kosong" (ay. 23).
 Dari petunjuk-petunjuk alkitabiah ini kita bisa melihat situasi sebermula dari bumi, ras-ras yang tinggal di atas bumi, firdaus, dan raja-raja, dll. Jika kita tidak salah dalam renungan kita, kita bisa menarik suatu kesimpulan mengenai dunia yang semula dan penyebab kegersangannya sebagai berikut: Pada permulaan "waktu" (sebagai lawan dari kekekalan) Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi tidak porak-poranda (Yes. 45:18) melainkan sangat cantik dan sempurna. Di atas bumi ini terdapat penghuni dan jumlahnya banyak sekali. Sebelum Allah menciptakan bumi dan manusia, Dia sudah menciptakan para malaikat (Ay. 38:6-7). Dia menetapkan Satan, yang Dia ciptakan, sebagai pemimpin supaya lebih tinggi dari semua malaikat. Satan, yang paling cantik dan bijaksana dari semua, yang terbaik dari segala ciptaan Allah, tinggal di taman Eden. Allah membuatnya menjadi penguasa dunia; karena itu dia disebut "penguasa dunia" (Yoh. 14:30). Banyak malaikat berada di bawah pemerintahannya, dan para malaikat ini berbagian dalam memerintah bersama dia. Lalu, dikarenakan posisi dan kehormatannya, dia menjadi sombong. Dikarenakan kesombongannya ini, dia memberontak dan meninggikan dirinya sendiri setara dengan Allah. Dia tidak puas sebagai makhluk ciptaan, melainkan damba untuk menjadi Pencipta. Oleh karena itu, dia memfitnah Allah di hadapan orang-orang dan menuduh orang-orang di hadapan Allah. Allah menemukan kejahatannya dan menghakiminya. Ketika waktunya tiba, dia akan dilemparkan ke bumi. Sepertiga dari malaikat (Why. 12) mengikuti dia dalam pemberontakan dan, oleh karenanya, menjadi malaikat-malaikat iblis. Allah telah mempersiapkan neraka bagi mereka (Mat. 25:41), dan ketika waktunya tiba, Satan akan dicampakkan ke dalamnya. Di dalam dunia sebermula, para penghuni bumi, yang berada di bawah pemerintahan Satan dan malaikatnya, juga tertipu dan dipenuhi dosa-dosa. (Kita bisa dengan mudah memahami hal ini ketika kita melihat situasi dunia kita hari ini.) Karena itu, murka Allah menyala-nyala, dan Dia menghancurkan bumi dan semua ras di dalamnya dan memenjarakan banyak roh di dalam abyss di laut. Roh-roh jahat, para malaikat, dan Satan sendiri membentuk kerajaan kegelapan. Kita tidak tahu berapa lama periode ini bertahan.
 Kemudian, Roh Allah bergerak di atas permukaan laut lagi, dan Allah Tritunggal memulai pekerjaan pemulihan-Nya atas dunia. Setelah pemulihan-Nya atas dunia, Dia menciptakan Adam dan istrinya dan meminta mereka untuk menjaganya, sehingga akan ada manusia di bumi untuk bekerja sama dengan Dia di surga untuk menghentikan kekuasaan Satan. Mungkin Allah memakai Adam untuk menguji Satan untuk melihat apakah dia mau bertobat. Akan tetapi, dia datang untuk mencobai Adam; karena itu, Allah mengutuk Satan. Karena Adam jatuh, dia tidak bisa mengembalikan kepada Allah dunia yang berada di bawah pemerintahan Satan ini. Sebaliknya, dunia yang Adam terima dari tangan Allah diberikan kembali dari awal kepada Satan. Karena para malaikat dan umat manusia telah gagal, Allah datang dalam persona Putra untuk menjadi manusia, Adam yang akhir. Tuhan Yesus menjadi nabi, imam, dan raja Allah. Ketika Dia berada di bumi ini, Dia adalah nabi Allah yang tanpa cacat. Ketika Dia akan mati, Dia bisa mengatakan, "Penguasa dunia ini datang. Ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku" (Yoh. 14:30). Pada kematian-Nya semua yang berada di dalam Adam disalibkan bersama-Nya. Dia mampu mecakupkan semua ciptaan ras Adam lama dalam penyaliban-Nya sebab Dia adalah Allah, dan Dia mampu untuk melanjutkan sebagai manusia baru. Penghidupan insani-Nya tidak ada hubungannya dengan Satan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Dia mendapatkan kembali dunia yang telah hilang oleh Adam yang pertama. Setiap orang dosa, yang ditakdirkan mati dalam Adam lama, bisa kembali kepada Allah dan diselamatkan jika dia menolak Adam yang pertama melalui kematian dari Adam yang akhir dan menggabungkan dirinya kepada Kristus dalam hayat. Inilah makna dari percaya dalam kematian Tuhan Yesus. Oleh karena itu, barangsiapa percaya dalam Tuhan Yesus menjadi musuh iblis. Dalam segala sesuatu dia menyerang kita, dan dalam segala sesuatu kita menolak dia, para malaikatnya, dan para setan. Inilah tujuan Allah dalam menyelamatkan manusia, dan inilah peperangan rohani yang sesungguhnya.
 Satan pernah dihakimi sekali di "gunung kudus Allah," dan dia dihakimi lagi di bukit Golgota. Dia sudah dijatuhi hukuman, namun hukumannya belum dieksekusi. Ketika waktunya tiba, dia akan dicampakkan dari surga dan ketika Putra Allah kembali ke bumi ini, dia akan dicampakkan ke dalam abyss. Setelah seribu tahun dia akan selamanya menderita di telaga api. Sekarang Tuhan Yesus memegang otoritas yang telah disalahgunakan oleh Satan, dan Dia akan memegangnya sampai seluruh jejak pemberontakan hilang. Dia sudah membawa darah-Nya sendiri ke dalam Tempat Maha Kudus dan telah membersihkan tingkat-tingkat langit; sekarang Dia adalah Imam Allah. Ketika Dia kembali, waktu untuk pemulihan segala sesuatu akan tiba. Dia akan menjadi Raja, memerintah dunia ini dari langit bersama dengan kaum saleh pemenang, sama seperti Satan memerintah bersama para malaikatnya pada waktu terdahulu. Pada saat itu Dia akan mengajar penghuni bumi ini untuk mengenal kehendak Allah dan untuk menyembah Allah, sama seperti yang dilakukan Satan di hari-hari terdahulu. Situasi di dalam milenium (seribu tahun) akan seperti situasi di dunia sebelum Satan jatuh.
 Kristus akan memulihkan segala sesuatu kepada kondisi pada "mulanya" untuk menggenapkan tujuan Allah yang semula. Setelah itu Dia akan membakar seluruh dunia, dan akan ada langit baru dan bumi baru dimana orang-orang yang benar akan tinggal.
 Oleh karena itu, sebagai anak-anak Allah, kita harus memiliki kebencian yang lebih dalam terhadap iblis. Selama ribuan tahun satu-satunya tujuan Allah adalah supaya manusia menjadi satu dengan Dia untuk menghancurkan otoritas Satan. Allah kita adalah Allah yang tinggal dalam hukum. Dia tidak akan mengambil dengan paksa dunia yang telah hilang melalui manusia. Karena itu, Dia mengutus Putra-Nya untuk menjadi manusia untuk mengambil kembali apa yang telah dihilangkan manusia. Kita, manusia yang telah diselamatkan, harus bekerja sama dengan "Manusia" yang unik ini, Tuhan Yesus. Di dalam kehidupan kita, di dalam pekerjaan kita, di dalam lingkungan kita, di dalam tempat tinggal kita, dan di dalam dunia, kita seharusnya menolak pekerjaan-pekerjaan iblis. Perlawanan kita adalah dalam iman yang teguh (1 Ptr. 5:9), dan bukan dengan senjata-senjata milik daging (2 Kor. 10:4), yang merupakan cara yang ditempuh para pereformasi sosial yang sedang diperalat oleh setan-setan.
 Satan itu bijaksana dan cantik! Namun dikarenakan kesombongannya, dia berakhir dalam kehancuran total. Sangat berbahaya bagi makhluk-makhluk fana yang lemah untuk menganggap diri mereka sendiri bijaksana dan cantik! Berhati-hatilah, jangan menjadi sombong dan kena hukuman seperti yang terjadi pada iblis (1 Tim. 3:6). Meninggikan diri dengan kesombongan bukanlah berkat bagi manusia; hikmat terletak hanya pada mereka yang mengasihi Allah Yehova yang Mahatinggi.

No comments:

Post a Comment