BAB TIGA BELAS
HUBUNGAN KAUM BERIMAN DENGAN KRISTUS
Tanggal: 15 Nopember 1935, malam
Tempat: Chuenchow
KASIH KARUNIA YANG MULIA DI DALAM PERJANJIAN BARU
Di dalam Perjanjian Lama, Adam diperintahkan oleh Allah untuk mentaati firman-Nya setelah dia diciptakan. Jika saja Adam mentaati Allah, dia akan memuaskan Allah. Di zaman Musa, Allah menetapkan hukum Taurat dan Dia menghendaki bangsa
KRISTUS MENJAWAB TUNTUTAN ALLAH
HUBUNGAN KAUM BERIMAN DENGAN KRISTUS
Alkitab memperlihatkan
Pohon Anggur dan Ranting-ranting
Yohanes 15:5 mengatakan, “Akulah pohon anggur dan kamu adalah ranting-rantingnya.” Kata “adalah” di dalam ayat ini sangat berharga. Ini berbicara mengenai sebuah fakta. Kita tidak perlu meminta untuk menjadi ranting; kita adalah ranting-ranting. Kita seringkali melihat kepada diri kita sendiri dan tidak menemukan buah, dan kita ragu-ragu untuk mengatakan bahwa kita adalah ranting-ranting. Akan tetapi, Allah mengatakan, “Kamu adalah ranting-rantingnya.” Kita adalah ranting-ranting. Jika Allah mengatakan bahwa kita adalah ranting-ranting, maka kita adalah ranting-ranting.
Selama sejangka waktu di dalam hidupnya, Tn Hudson Taylor mengalami kegagalan yang konstan. Dia secara konstan mengalami kelemahan. Dia menulis kepada saudarinya bahwa dia sedang mengalami banyak kegalauan di dalam pikirannya. Dia merasa bahwa dia kekurangan kekudusan, hayat, dan tenaga. Dia mengira bahwa segalanya akan beres jika dia bisa secara terus menerus tinggal di dalam Kristus. Selama beberapa bulan dia berdoa, bergumul, berpuasa, membuat ketetapan hati, membaca Firman, dan menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan Tuhan, namun tidak ada yang berhasil. Dia berharap untuk tinggal di dalam Kristus setiap waktu, namun kelihatannya dia hanya bisa melakukannya sebentar saja. Dia merasa bahwa dia telah terlepas dari Kristus. Dia mengira bahwa segalanya akan beres selama dia tinggal di dalam Kristus, namun dia tidak bisa tinggal di dalam Dia secara terus menerus. Di dalam buku hariannya, dia mencatat sebuah cerita. Pada suatu hari dia sedang berdoa dan mempertimbangkan bagaimana dia akan memiliki tenaga untuk mengalahkan dosa-dosanya kalau saja dia bisa tinggal di dalam Kristus dan menerima perawatan dan suplaian dari-Nya. Dia berulang kali berdoa dan pergi kepada Firman. Ketika dia sampai pada Yohanes 15:5 yang mengatakan, “Akulah pohon anggur dan kamu adalah ranting-rantingnya,” dia mendadak mengumandangkan, “Aku pastilah orang yang paling bodoh di seluruh bumi ini! Selama ini aku telah berdoa supaya menjadi sebuah ranting, untuk tinggal di dalam Kristus. Tapi Tuhan mengatakan, ‘Engkau adalah ranting, dan engkau sudah ada di dalam-Ku.’”
Tn Taylor bersaksi, katanya, “Sejak hari saya memahami kebenaran ini, saya menjadi seorang Hudson Taylor yang baru.” Sejak saat itu, dia menyadari bahwa ranting-ranting dari pohon anggur tidak memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan buah; pohon anggur itulah yang memikul tanggung jawab ini. Tuhan adalah pohon anggur dan juga adalah ranting-ranting, daun-daun, akar, buah, dan bahkan matahari dan tanahnya. Dia adalah segala sesuatu bagi pohon anggur itu. Bapa adalah Penggarapnya, dan pohon anggur menghasilkan buah melalui ranting-rantingnya. Kita tidak perlu bergumul untuk menjadi ranting-ranting, dan kita tidak perlu memaksa diri kita untuk menghasilkan buah. Yang harus kita lakukan adalah tinggal di dalam posisi kita sebagai ranting-ranting.
Kepala dan Anggota-anggota
Hubungan kita yang kedua dengan Tuhan adalah hubungan di antara Kepala dan tubuh. Kristus adalah Kepala, dan kita adalah anggota-anggota dari Tubuh-Nya. Jari-jari secara organik diikatkan kepada tubuh dan tidak perlu memikul tanggung jawab sendirian. Kepala akan menyuplai segala keperluan mereka. Mereka yang terluka dan telah kehilangan banyak darah memerlukan transfusi darah. Akan tetapi, biasanya, seseorang tidak memerlukan transfusi darah sebab dia memiliki kemampuan di dalam dirinya untuk menghasilkan darah. Kepala dari tubuh menyuplai keperluan dari seluruh tubuh. Demikian juga, Kristus adalah Kepala dan kita adalah anggota-anggota dari Tubuh-Nya. Dia bertanggung jawab untuk memenuhi segala keperluan dari anggota-anggota-Nya.
Tuhan sebagai Roti Hayat Kita
Hubungan lainnya yang kita miliki dengan Tuhan berhubungan dengan diri-Nya sebagai roti hayat kita. Dia di sini adalah untuk kita makan, dan Dia di sini untuk menjadi hayat kita. Di dalam Yohanes 6 Tuhan mengatakan, “Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi….Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu….Siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (ay. 35, 53, 56). Tuhan turun dari surga untuk menjadi roti kita, memenuhi keperluan kita, memuaskan kita, dan memberi kita kekuatan untuk hidup di bumi ini. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Dia dan Dia hidup oleh Bapa, demikian juga siapa saja yang memakan Dia, akan hidup oleh Dia (ay. 57).
Mempelai Laki-laki dan Mempelai Perempuan
Efesus 5 mengatakan bahwa Kristus adalah Suami dan gereja adalah mempelai perempuan. Ini berbicara mengenai hubungan yang lainnya yang kita miliki dengan Tuhan. Segala sesuatu yang dimiliki mempelai perempuan bisa ditemukan di dalam mempelai laki-laki. Setelah mempelai perempuan menikahi mempelai laki-laki, segala milik mempelai laki-laki menjadi milik mempelai perempuan. Seorang gadis mungkin memiliki utang sebelum pernikahannya. Namun setelah dia menikah, mempelai laki-laki akan mengambil alih semua utang dari mempelai perempuan. Sebagai tambahan, segala yang dimiliki mempelai laki-laki akan menjadi milik mempelai perempuan. Tuhan kita adalah Tuhan atas segala sesuatu. Segala sesuatu adalah milik Dia. Kita mungkin tadinya adalah seorang gadis yang miskin, namun sekarang kita sudah menikah dengan Kristus. Begitu kita menjadi milik Kristus, segala sesuatu menjadi milik kita (1 Kor. 3:21).
Bapa dari Yatim Piatu dan Orang-orang yang Yatim Piatu
Seorang yatim piatu tidak memiliki ayah ataupun ibu. Dia harus menyediakan segala keperluannya sendiri. Dia harus mengurus makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perjalanannya sendiri. Tuhan mengatakan bahwa Dia tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Hari ini Dia telah menjadi Bapa kita. Dia bukan hanya menolong kita melalui berdiri di samping kita; Dia berhuni di dalam kita untuk menjadi Bapa bagi kita. Dia sedang menyuplaikan segala keperluan kita (cf. Mat. 10:19-20).
PERCAYA PADA FAKTA-FAKTA ALLAH
Kelima hubungan di antara kaum beriman dan Tuhan di atas adalah fakta-fakta rohani, dan mereka tercatat di dalam Firman Allah. Kita tidak perlu melakukan terlalu banyak hal. Yang perlu kita lakukan hanyalah percaya dan menerima, dan fakta-fakta tersebut akan menjadi pengalaman kita. Kita mempercayai Firman Allah, yang mengatakan bahwa kita adalah ranting-ranting dari pohon anggur, bahwa kita adalah anggota-anggota dari Tubuh Kristus, bahwa Tuhan adalah roti hayat kita, bahwa kita telah dipernikahkan kepada Kristus, dan bahwa Kristus adalah Bapa bagi kita orang-orang yang yatim piatu. Ketika kita mempercayai fakta-fakta ini, kita akan masuk ke dalam kenikmatan akan persediaan Tuhan yang penuh.
Pernah seorang saudara datang kepada saya dan bertanya, “Bagaimana caranya supaya saya bisa menang?” Saya mengatakan, “Pertama, Anda harus merelakan. Kedua, Anda harus percaya. Merelakan adalah membuang pergumulan Anda, dan percaya adalah menerima fakta-fakta yang telah Allah genapkan dalam Kristus.” Dia memberi tahu saya bahwa dia sudah merelakan dan percaya, namun masih belum mengalami kemenangan. Saya memberi tahu dia, “Saudara, apa yang akan Anda lakukan jika Anda membeli tanah saya dan sudah menandatangani
Kita sering mengatakan bahwa kita sudah merelakan. Sebenarnya, kita belum benar-benar merelakan. Ini adalah seperti dua orang sahabat, yang satu berjuang untuk memberikan uang kepada sahabatnya dan sahabatnya itu berjuang untuk menolaknya. Keduanya berjuang tarik-ulur dengan uang tersebut. Akhirnya, yang satu meletakkan uangnya di lantai dan kemudian pergi. Sahabatnya tentunya akan mengambil uang tersebut. Akan tetapi pengalaman kita adalah seperti seseorang yang meletakkan uang tersebut di lantai dan kemudian merasa gelisah, setiap beberapa langkah memalingkan kepalanya untuk memeriksa uang tersebut. Jika seseorang melakukan hal ini, sahabatnya tentu tidak akan mengambil uang itu. Hanya ketika kita sudah benar-benar merelakan diri kita sendiri, barulah Allah akan mengambil kita.
Pernah seorang saudara berbicara mengenai pengalaman yang menang. Setelah dia berbicara, dia bertanya apakah ada pertanyaan. Dia melihat bahwa ada seorang saudari yang menangis secara sembunyi-sembunyi. Seorang saudari tua lainnya berdiri dan berkata, “Saya sudah berdoa selama bertahun-tahun untuk kemenangan ini, tapi saya masih belum menang. Apa yang salah dengan diri saya?” Saudara itu menjawab, “Tidak ada yang salah dengan diri Anda. Satu-satunya masalah adalah Anda terlalu banyak berdoa. Jika Anda mau mengubah doa-doa Anda menjadi puji-pujian, segalanya akan beres.” Segera setelah dia mengatakan hal itu, seorang saudara lainnya berdiri dan berkata, “Saya sudah berdoa untuk kemenangan ini selama sebelas tahun, tapi masih belum bisa menang. Pertanyaan saudari tadi dan jawaban Anda baru saja mendatangkan kemenangan kepada saya.” Penginjil itu kemudian berpaling kepada saudari muda tadi dan menanyakan perasaannya. Dia menjawab bahwa dia juga terjamah oleh pertanyaan dan jawaban tersebut dan bahwa dia juga sudah tembus. Inilah iman. Iman adalah percaya bahwa Tuhan sudah menang dan bahwa Dia sudah memberikan kemenangan-Nya kepada kita. Pada malam itu ketiga orang itu menang secara bersamaan.
IMAN
Iman sebagai Titik Awal
Roma 1:17 mengatakan, “Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman." Ini berarti dari iman kepada iman. “Bertolak dari iman” adalah satu hal dan “kepada iman” adalah hal lainnya. Adalah satu hal untuk pergi dari Amoy ke Chuenchow, dan hal lainnya untuk pergi dari Chuenchow ke
Misalnya seorang saudara yang sedang sakit menerima janji bahwa Allah akan menyembuhkan dirinya. Dia mulai memuji Tuhan, dan Tuhan menyembuhkan dia dalam dua hari. Setelah itu, dia bersaksi mengenainya. Dari sini kita melihat bahwa ada tujuh langkah penyembuhan oleh iman: (1) sakit, (2) berdoa, (3) menerima janji, (4) percaya pada janji, (5) memuji, (6) penyembuhan, dan (7) bersaksi. Jika ada saudara lain berusaha untuk melakukan
Pernah sekali saya sakit parah. Tuhan menjanjikan bahwa saya akan hidup oleh iman, berdiri oleh iman, dan berjalan oleh iman. Ketika Allah berbicara kepada saya, saya percaya pada firman-Nya dan tidak berdoa lagi. Saya percaya pada janji Allah atas penghidupan, pendirian, dan perjalanan saya. Hasilnya, saya hidup, berdiri, dan berjalan. Kemudian, seorang saudari jatuh sakit, dan dia berusaha untuk meniru pengalaman saya. Dia mencoba untuk membuat dirinya kuat, namun dia tidak bisa melakukannya. Dia ingin menggarap dirinya ke posisi iman, namun itu mustahil. Dia tidak memiliki iman sama sekali, namun dia ingin menghasilkan iman. Ini tidak akan pernah berhasil. Pengalaman iman adalah berdasarkan janji-janji Tuhan, dan puji-pujian berasal dari iman. Seseorang tidak mengalami iman melalui meniru tindakan iman orang lain, dan dia tidak bisa memuji untuk membawa dirinya ke dalam iman. Seseorang bisa saja menjiplak formula-formula iman; akan tetapi, formula-formula itu tidak ada gunanya. Hanya iman yang hidup yang akan memberikan hasil.
IMAN DIIKUTI OLEH VISI DAN WAHYU
Ketika saya berada di
IMAN ADALAH ORGAN UNTUK
MENSUBSTANSIASIKAN HAL-HAL ROHANI
Ibrani 11:1 mengatakan, “Iman adalah substansiasi dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat.” Ayat ini memberi kita definisi dari iman. Iman adalah substansiasi dari hal-hal yang diharapkan, sama seperti panca indera kita mensubstansiasi hal-hal yang berada di luar kita. Mata berhubungan dengan warna dan bentuk; mata mensubstansiasikan warna dan bentuk dari sebuah benda. Seorang buta tidak tahu apa-apa mengenai warna-warna di dunia atau bentuk dari benda-benda. Tidak diragukan lagi, ada benda-benda di dunia ini, namun seorang yang buta tidak bisa melihat mereka dengan matanya. Tidak ada organ untuk mensubstansiasikan warna dan bentuk baginya. Dunia orang buta tidak memiliki warna apa pun. Hari ini mata iman kita perlu dibuka untuk melihat visi dan wahyu. Ketika mata kita terbuka, kita akan mensubstansiasi hal-hal yang rohani.
Firman Allah memperlihatkan kepada kita bahwa Tuhan adalah pohon anggur dan kira adalah ranting-rantingnya. Ini adalah fakta yang tidak akan pernah berubah. Namun jika kita kekurangan organ untuk melihat visi ini, kita tidak akan mengalami realitasnya. Fakta-fakta Allah tidak akan berubah tidak peduli kita percaya atau tidak. Ketidakpercayaan kita tidak bisa mengubah pandangan Allah, tapi jika kita percaya pada fakta-fakta tersebut, kita akan menikmati apa yang telah Allah persiapkan bagi kita. Di dalam alam rohani, seseorang masuk ke dalam kenikmatan begitu dia melihat. Ketika seseorang membuka matanya, dia akan melihat pemandangan di hadapannya. Jika dia tidak membuka matanya, pemandangannya masih tetap ada di
No comments:
Post a Comment